Jumat, 14 Maret 2008

΄Growth Hormone΄ pada Anak

Penulis: Bambang Tridjaja

Growth hormone atau hormon pertumbuhan (HP) merupakan salah satu hormon penting yang mengatur pertumbuhan panjang anak. HP tidak berperan penting selama di dalam kandungan, peran yang besar terjadi justru setelah anak lahir.
Dengan semakin meningkatnya tingkat kesejahteraan masyarakat, tinggi badan rata-rata masyarakat akan turut meningkat yang dikenal sebagai "kecenderungan sekular".
Contoh yang bisa kita lihat adalah bangsa Jepang yang dhulu dikenal sebagai bangsa "kate" kini generasi mudanya sudah jauh lebih tinggi dari kakek-neneknya, bahkan orang tuanya. Dinegara berkembang, kecenderungan anak kota lebih tinggi dari anak desa pun terlihat. Akibatnya, anak-anak di perkotaan yang merasa dirinya "pendek" akan mencari solusi untuk dapat mencapai tinggi badan yang tinggi yang sepadan dengan teman-temannya.
Belum lagi, beberapa pekerjaan tertentu yang menarik bagi anak muda memerlukan persyaratan tinggi minimal (seperti pilot, tentara, polisi, peragawan/peragawati dll)
Apakah HP jawabannya ?
Tinggi badan anak dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain faktor genetik dan faktor lingkungan. Secara genetik, artinya tinggi badan sangat dipengaruhi oleh tinggi badan kedua orangtuanya, dan dalam skala kecil tinggi badan keluarga terdekat kedua orang tua.
Faktor genetik, mengandung pengertian juga anaknya tidak menderita gangguan genetik tertentu. Faktor lingkungan yang dimaksud antara lain adalah lingkungan selama masih dalam kandungan (lahir prematur atau tidak), gizi, tingkat kesehatan, lingkungan, kasih sayang dalam keluarga, dan tentunya lingkungan hormonal.
Optimalnya semua faktor pendukung dan minimalnya faktor penghambat tinggi badan (penyakit kronis) akan menghasilkan tinggi badan yang sesuai dengan potensi genetiknya.
Dari berbagai penelitian pemakaian HP pada anak, semuanya melaporkan penggunaannya pada anak pendek dengan kondisi penyakit tertentu. Kesimpulan utama yang dapat diambil adalah semakin pendek anak (karena penyakit tertentu tersebut), semakin baik responsnya terhadap pengobatan HP. Artinya, bila pertumbuhan anak sudah normal sesuai dengan potensi genetiknya tentunya responnya minimal sekali atau bahkan mungkin tidak ada.
Beberapa penyakit dengan perawakan pendek yang berhasil dengan pemberian HP adalah anak dengan defisiensi/kekurangan HP, sindrom Turner, berat badan lahir rendah , gagal ginjal kronis, dan sindrom Prader Willi Kondisi ini lain dengan perawakan pendek yang juga diberikan HP ialah "pendek tanpa sesuatu sebab patologis" (idiopathic short stature). Pada kondisi terakhir ternyata pemberian HP memberikan respons yang cukup baik.
Perlu diketahui bahwa sampai saat ini biaya yang diperlukan untuk memperbaiki tinggi badan pada keadaan-keadaan tersebut masih sangat mahal.
Sebagai penutup, mungkin perlu diingat bahwa fungsi hormon dalam tubuh adalah untuk menjaga keseimbangan fisiologis (homeostasis) tubuh, sehingga penggunaan hormonal perlu ditangani oleh seorang yang memang ahli dalam bidangnya.
Kelebihan hormon tentu akan berdampak buruk apabila digunakan sembarangan. Sebagai contoh dapat dilihat apa saja yang terjadi pada atlet yang menggunakan hormon tidak benar, sehingga International Olympic Committee (IOC) perlu mengeluarkan larangan.

Tidak ada komentar: