Jumat, 14 Maret 2008

Deteksi Dini Fungsi Pendengaran Bayi dan Anak

Penulis: Sri Sofyani

Pendengaran yang normal adalah modal yang penting untuk anak agar dapat berbicara dan berkomunikasi dengan lingkungannya.

Organ pendengaran memegang dua peranan yang sangat penting dalam proses perkembangan bicara yaitu:

1. Merupakan jalur input suara
2. Jalur umpan balik suara yang diucapkan pembicara sendiri sehingga dapat memonitor suara/kata-kata sendiri yang diucapkannya.

Dengan kata lain anak belajar berbicara berdasarkan apa yang dia dengar, sehingga gangguan pendengaran yang dialami anak sejak lahir akan mengakibatkan keterlambatan berbicara dan berbahasa. Pengaruh gangguan pendengaran terhadap perkembangan bicara pada anak tergantung pada waktu terjadinya, jenis, derajat dan proses berlangsungnya: menetap atau sementara; selain itu juga tergantung pada waktu diagnosis ditegakkan dan program rehabilitasi termasuk pemberian amplifikasi dengan alat bantu dengar dimulai. Oleh karena itu sangat penting untuk mengetahui bagaimana fungsi pendengaran seorang anak sejak dini. Bayi yang mempunyai alat pendengaran yang normal akan menjalani suatu "speech-language-auditory milestones" tertentu pada perkembangannya. Neonatus sampai usia 3 bulan biasanya akan terbangun mendengar suara keras, akan berkedip jika seseorang bertepuk di dekat telinganya. Usia 4 bulan dia akan tenang mendengar suara ibunya, mencari arah suara baru dari sumber yang tidak terlihat. Usia 6-9 bulan : menikmati musik dari mainannya dan mulai bisa mengatakan "mama". Usia 12 sampai 15 bulan bereaksi jika namanya dipanggil, mengerti perintah sederhana, dapat meniru beberapa suara, dan mempunyai perbendaharaan 3-5 kata. Usia 18-24 bulan sudah mengerti bagian-bagian tubuh, dan 50% perkataannya dapat dimengerti orang yang mendengar serta sudah mempunyai perbendaharaan 20 -50 kata. Mulai usia 36 bulan sudah bisa menyusun kalimat yang terdiri dari 4-5 kata dan 80 % pembicaraannya sudah dapat dimengerti orang yang mendengar. Jika anak gagal mencapai milestone ini kemungkinan ada gangguan pada fungsi pendengarannya dan diperlukan suatu "audiologic testing". Karena masa perkembangan fungsi pendengaran sedang berlangsung maka teknik pemeriksaan disesuaikan dengan usia anak.

Untuk neonatus sampai bayi usia 9 bulan dilakukan pemeriksaan "Automated ABR"; untuk bayi usia 9 bulan sampai 2,5 tahun dilakukan pemeriksaan "Conditioned Oriented Responses" (CORs) atau "Visual Reinforced Audiometry" (VRA). Untuk anak usia 2,5 sampai 4 tahun dapat dilakukan pemeriksaan "Play Audiometry", sementara anak usia 4 tahun sampai remaja sudah dapat dilakukan pemeriksaan "Conventional Audiometry". Pemeriksaan "Evoked Oto Acoustic Emissions" (OAE) dan skrining/automated Brainstem Evoked Response Audiometry (BERA) dapat dilakukan pada semua usia.

Pemeriksaan fungsi pendengaran menurut American Academy of Pediatrics selayaknya dilakukan pada semua anak, terutama pada anak yang termasuk berisiko mengalami gangguan pendengaran yaitu: bayi dari ibu hamil 3 bulan pertama menggunakan obat Kina, salisilat atau antibiotik tertentu ; mempunyai keluarga tuli sejak lahir; lahir kurang bulan (prematur); berat badan lahir rendah (<1500 gr); kadar bilirubin tinggi atau bayi kuning; nilai Apgar rendah atau tidak langsung menangis pada saat lahir; proses kelahiran melalui operasi; lahir dengan bantuan alat (forcep); pada saat hamil ibu mengalami infeksi Toksoplasma, Rubela, Cytomegalovirus, Herpes, Sifilis (TORCHS); terdapat kelainan pada kepala & leher saat lahir; memakai alat bantu nafas lebih dari 5 hari, bayi yang mendapat obat bersifat ototoksik (seperti gentamicin) selama lebih 5 hari atau kombinasi dengan "loop diuretics": bayi/anak demam disertai kejang; mengalami infeksi yang berhubungan dengan "sensoryneural hearing loss" (SNHL) (misalnya meningitis , mumps, measles); kelainan neurodegeneratif (seperti sindrom Hunter) atau penyakit-penyakit demielinisasi (seperti Friedreich ataxia, sindrom Charcot-Marie-Tooth).

Dengan uji tapis yang objektif pada semua bayi dan anak terutama yang berisiko mengalami gangguan pendengaran maka program rehabilitasi dapat segera dilakukan sehingga efek lanjut dari gangguan pendengaran/tuli seperti keterlambatan / gangguan berbicara dan berbahasa, nilai akademis yang buruk, gangguan emosi dan personal sosial dapat dicegah atau ditatalaksana sedini mungkin.

Toilet Training

Penulis: Rini Sekartini

Pedoman Untuk Orang Tua

Pengaturan buang air besar dan berkemih diperlukan untuk ketrampilan sosial, Mengajarkan toilet training (TT) membutuhkan waktu, pengertian dan kesabaran. Hal terpenting untuk diingat adalah bahwa anda tidak dapat memaksakan anak untuk menggunakan toilet. The American Academy of Pediatrics telah mengembangkan brosur ini untuk membantu anak anda melewati tahap penting perkembangan sosial.

Kapan anak siap untuk toilet training?

Tidak ada patokan usia kapan TT harus dimulai. Saat yang tepat tergantung dari perkembangan fisik dan mental anak. anak berusia di bawah 12 bulan tidak mempunyai kontrol terhadap kandung kemih dan BAB, 6 bulan sesudahnya ada sedikit kontrol. Antara 18 dan 24 bulan beberapa anak sudah menunjukkan kesiapan, tetapi beberapa anak belum siap sampai usia 30 bulan atau lebih.
Anak anda seharusnya juga sudah siap secara emosional. Harus ada kemauan sendiri, tidak melawan atau menunjukkan tanda-tanda ketakutan. Jika anak bertahan kuat, sebaiknya ditunggu beberapa saat.
Mengajarkan TT sebaiknya santai dan hindari kemarahan. Ingatlah bahwa tidak ada seorang pun yang dapat mengontrol kapan dan dimana anak ingin BAK atau BAB kecuali anak itu sendiri. Hindari pemaksaan yang berlebihan. Anak pada usia TT mulai timbul kesadaran terhadap diri sendiri. Mereka mencari cara untuk menguji keterbatasan mereka. Beberapa anak melakukannya dengan cara nenahan keinginan BAB-nya.

Perhatikan tanda-tanda berikut ini untuk menilai kesiapan anda:

* Anak anda tidak mengompol minimal 2 jam saat siang hari atau setelah tidur siang.
* BAB menjadi teratur dan dapat diprediksi
* Ekspresi wajah, postur menjadi tubuh dan kata-kata yang menunjukkan keinginan BAB atau BAK.

Keadaan stress di rumah bisa membuat proses ini menjadi sulit. Kadang-kadang sangat bijaksana untuk menunda TT dalam situasi berikut ini:

* Keluarga anda baru pindah atau berencana akan pindah dalam waktu dekat.
* Anda sedang menantikan kelahiran bayi atau baru mendapatkan seorang bayi.
* Ada penyakit berat, kematian atau seseorang dalam keluarga sedang mengalami krisis.

Bagaimanapun juga bila anak anda tidak mengalami hambatan dalam TT, maka tidak ada alasan untuk menghentikannya karena situasi-situasi tersebut.

* Anak anda dapat mengikuti perintah-perintah sederhana
* Anak anda dapat berjalan dari dan ke kamar mandi, serta membantu melepas pakaian.
* Anak anda tampak tidak nyaman dengan popok yang koor dan ingin diganti.
* Anak anda meminta menggunakan toilet atau pot.
* Anak anda meminta menggunakan pakaian dalam seperti anak yang lebih besar.

Bagaimana mengajar anak anda menggunakan toilet ?

Anda seharusnya memutuskan dengan hati-hati kata-kata apa yang akan digunakan untuk menggambarkan bagian-bagian tubuh, urine, dan BAB. Ingatlah bahwa kata-kata tersebut akan didengar juga oleh teman, tetangga, guru, dan orang-orang lain. Sebaiknya gunakan kata-kata yang sudah umum digunakan supaya tidak membingungkan atau mempermalukan anak anda.
Hindari penggunaan kata-kata "kotor", "nakal" atau jorok untuk menggambarkan urine atau feses. Istilah negatif ini akan membuat anak anda merasa malu dan bingung. Ajarkan BAB dan BAK dengan cara sederhana. Anak anda mungkin ingin tahu dan mencoba untuk bermain dengan fesesnya. Anda dapat mencegah hal ini tanpa membuat anak anda sedih, katakan bahwa feses bukan sesuatu untuk dimainkan.
Ketika anak anda sudah siap, anda sebaiknya memilih pot (potty chair) untuk BAK atau BAB. Pot lebih mudah digunakan untuk anak kecil, karena pendek sehingga anak tidak sulit untuk duduk diatasnya dan kaki anak dapat mencapai lantai.
Anak-anak sering tertarik dengan aktifitas dalam kamar mandi keluarga. Kadang-kadang biarkan mereka memperhatikan orang tuanya saat pergi ke kamar mandi. Dengan melihat orang dewasa menggunakan toilet akan membuat mereka mempunyai keinginan yang sama. Jika memungkinkan ibu sebaiknya memperlihatkan cara yang benar kepada anak perempuannya, sedangkan ayah kepada anak laki-lakinya. Anak-anak dapat juga mempelajari cara ini dari kakak atau teman-temannya.
Ajarkan anak anda untuk memberitahukan bila dia ingin BAB atau BAK, Anak anda sering memberitahu anda pada saat dia sudah mengompol atau BAB. Hal ini merupakan tanda bahwa anak anda mulai mengenal fungsi tubuhnya. Ajarkan anak anda lain kali harus memberi tahu anda sebelumnya.
Sebelum BAB anak anda mungkin merintih, atau mengeluarkan suara-suara aneh, jongkok, atau berhenti beberapa saat. saat mengedan wajahnya akan menjadi merah. Jelaskan pada anak tanda-tanda tersebut adalah petunjuk saatnya menggunakan toilet.
Kadang-kadang lebih lama mengenal keinginan untuk BAK daripada keinginan untuk BAB. Beberapa anak belum dapat mengontrol keinginan BAK selama beberapa bulan setelah mereka dapat mengontrol BAB. Beberapa anak mampu mengontrol BAK terlebih dahulu. Sebagian besar anak laki-laki belajar BAK dengan cara duduk terlebih dahulu, kemudian baru dengan cara berdiri. Ingatlah bahwa semua anak berbeda.
Ketika anak anda tampak ingin BAK atau BAB, pergilah ke pot. Biarkan anak anda duduk di pot beberapa menit, Jelaskan bahwa anda ingin anak anda BAB atau BAK di situ. Bergembiralah, jangan memperlihatkan ketegangan. Jika anak anda protes dengan keras, jangan memaksa. Mungkin anak anda belum saatnya untuk memulai TT.
Sebaiknya anak dilatih menggunakan pot secara rutin, misalnya menjadi kegiatan pertama di pagi hari ketika anak anda bangun, setelah makan, atau sebelum tidur siang. Ingatlah bahwa anda tidak dapat mengontrol kapan anak anda BAB atau BAK.
Keberhasilan TT tergantung pada cara pengajaran bertahap yang sesuai dengan anak anda. Anda harus mendukung usaha anak anda. Jangan menginginkan hasil yang terlalu cepat. Berikan anak anda pelukan dan pujian jika mereka berhasil. Bila terjadi kesalahan jangan mamarahi atau membuat mereka sedih. Hukuman akan membuat mereka merasa bersalah dan membuat TT menjadi lebih lama.
Ajarkan anak anda kebiasaan menjaga kebersihan. Tunjukkan cara cebok yang benar. Anak perempuan seharusnya membersihkan dari depan ke belakang untuk mencegah penyebaran kuman dari rektum ke vagina atau kandung kemih. Pastikan anak laki-laki maupun perempuan mencuci tangan mereka setelah BAB atau BAK.
Beberapa anak percaya bahwa urine atau feses adalah bagian dari tubuh mereka, melihat fesesnya disiram mungkin menakutkan dan sulit untuk dimengerti. Beberapa anak takut mereka akan tersedot ke dalam toilet bila disiram saat mereka masih duduk di atasnya. Orang tua harus mengajarkan mereka keinginan untuk mengontrol, biarkan mereka mencoba menyiram tissue ke dalam toilet. Hal tersebut akan menghilangkan ketakutan mereka terhadap suara berisik air dan mereka dapat melihat benda yang menghilang, masuk ke dalam toilet.
Ketika anak anda mulai sering berhasil, tingkatkan dengan penggunaan celan latihan (training pants). Kejadian tersebut menjadi sangat istimewa. Anak anda akan merasa bangga telah mendapat kepercayaan dan merasa tumbuh. Bagaimana pun juga bersiaplah terhadap terjadinya "kecelakaan". Akan membutuhkan waktu berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan sebelum TT selesai. Sebaiknya tetap melanjutkan latihan duduk di pot di siang hari. Jika anak anda dapat menggunakan pot dengan sukses, ini merupakan kesempatan untuk memuji. Bila tidak ini masih merupakan latihan yang baik.
Pada awalnya, banyak anak akan BAB atau BAK segera setelah diangkat dari toilet. Perlu waktu untuk anak anda belajar relaksasi otot-ototnya untuk mengontrol BAB atau BAK. Bila sering terjadi "kecelakaan" seperti ini, berarti anak anda belum siap untuk TT.

Kadang-kadang anak anda akan meminta popok saat merasa akan BAB dan berdiri di satu tempat tertentu untuk defekasi. Ajak anak anda mengenali tanda-tanda keinginan BAB. Anjurkan kemampuannya dengan duduk di atas pot tanpa popok.
Pola defekasi bervariasi. Beberapa anak 2-3 kali per hari. Anak lain 2-3 hari sekali. Feses yang lunak membuat TT lebih mudah untuk anak dan orang tua. Terlalu memaksa anak dalam TT dapat menimbulkan masalah BAB jangka panjang.
Bicarakan dengan dokter anak anda bila terjadi perubahan kebiasaan BAB atau bila anak anda menjadi tidak nyaman. Jangan gunakan laksatif, supositoria, atau enema, kecuali dianjurkan oleh dokter.
Sebagian besar anak dapat mengontrol BAB dan BAK di siang hari saat usia 3-4 tahun. Bahkan setelah anak anda tidak mengompol di siang hari masih perlu waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun untuk tidak mengompol di malam hari. Sebagian besar anak perempuan dan lebih dari 75% anak laki-laki mampu tidak mengompol di malam hari setelah usia 5 tahun.
Anak anda akan menunjukkan kepada anada jika dia sudah siap pindah dari pot ke toilet sesungguhnya. Pastikan anak anda cukup tinggi, dan latihlah tahap demi tahap bersama mereka.

Dokter anak anda dapat membantu.

Bila timbul masalah sebelum, saat, atau setelah TT, bicarakanlah dengan dokter anak anda. Kadang-kadang masalahnya tidak terlalu berat dan dapat diatasi segera, tetapi kadang-kadang timbul masalah fisik dan emosional yang memerlukan terapi. Bantuan, nasihat, dan dukungan dokter anak dapat membuat TT lebih mudah. Dokter anak anda juga dilatih untuk mengidentifikasi dan menangani masalah-masalah yang lebih serius.

Apakah Anak Pendek dapat diobati ?

Penulis: Aman B. Pulungan

Orang tua selalu khawatir tentang pertumbuhan anaknya, dan sering bertanyatanya berapa tinggi anaknya kelak setelah dewasa. Kekhawatiran akan bertambah lagi bila anaknya tampak lebih pendek dibanding temanteman sebayanya, walaupun sering sekali ternyata tinggi anak tersebut dalam kisaran normal potensi genetiknya.

Pertumbuhan merupakan suatu indikator sensitif kesehatan anak, status nutrisi dan latar belakang genetiknya. Penyimpangan dari pertumbuhan ratarata tinggi badan dan berat badan dapat menunjukkan adanya masalah kesehata.

Perawakan pendek merupakan suatu keadaan yang dapat mengakibatkan seorang anak menjadi frustrasi. Hal ini dapat terjadi karena berkurangnya bermacam kesempatan akibat tubuhnya yang pendek. Perawakan pendek bukan merupakan suatu diagnosis klinis. Perwakan pendek merupakan suatu keadaan dimana tinggi badan seseorangdibawah ukuran normal sesuai umur, jenis kelamin dan mudah diketahui dengan segera. Dikatakan seorang berperawakan pendek bila tinggi badan seseorang berada di bawah 2 standar deviasi (SD) dari rata-rata populasi atau dibawah persentil 3 kurva pertumbuhan.

Budaya kita selalu mengaitkan tinggi badan seseorang dengan status sosial, dan sering orang yang pendek dianggap kurang mampu.

Kurva pertumbuhan

Kurva pertumbuhan sudah lama sekali dikenal dan merupakan suatu rekaman tentang pertumbuhan seseorang.

Salah satu rekaman yang paling terkenal, tertua dibuat pada abad ke 18 oleh Count Philibert Guneau de Montbeillard dengan merekam panjang badan anak laki-lakinya setiap bulan sejak lahir sampai 18 tahun. Jika pertumbuhan dipandangsebagai suatu bentuk gerakan misalnya suatu perjalanan, maka kurva ini menggambarkan jarak yang telah ditempuhnya.

Kurva velositas atau laju pertumbuhan yang dengan demikian sebenarnya lebih menggambarkan keadaan seorang anak pada setiap saat tertentu. Sejak lahir sampai umur 4-5 tahun velositas pertumbuhan dengan cepat berkurang (deselerasi) dan kemudian deselerasi ini mengurang secara perlahan-lahan hingga umur 5-6 tahun. Pada umumnya pertumbuhan merupakan suatu proses yang teratur. Pacu tumbuh terjadi pada masa remaja.

Sampai umur 2 tahun panjang badan diukur dengan posisi tidur terlentang, selanjutnya di atas umur 2 tahun tinggi badan diukur dengan posisi berdiri dan ada perbedaan 1 cm kedua cara pengukuran tersebut.

Pada umumnya anak perempuan lebih pendek dari anak laki-laki sampai masa adolesen. Anak perempuan menjadi lebih tinggi segera setelah memasuki masa pubertas dan pacu tumbuhnya terjadi 2 tahun lebih awal dari pada anak laki-laki.

Apakah tinggi seorang anak bisa di prediksi

Rumus prediksi tinggi akhir anak sesuai potensi genetiknya berdasarkan data tinggi badan orangtua dengan asumsi semuanya tumbuh optimal sesuai potensinya sebagai berikut:

Rumus prediksi tinggi akhir anak sesuai potensi genetiknya

Anak Perempuan : ( Tinggi Ayah - 13 ) + tinggi ibu
---------------------------------- ± 8,5 cm
2

Anak Laki-laki : ( Tinggi Ibu + 13 ) + tinggi ayah
---------------------------------- ± 8,5 cm
2

Keadaan apa saja yang dapat menyebabkan anak menjadi pendek

Kejadian perawakan pendek cukup sering, namun sangat sedikit data tentang epidemiologi perawakan pendek. Di negara barat insiden defisiensi hormon pertumbuhan 1:4000 anak, hipotiroidisme dengan pemeriksaan uji tapis1:3000-5000 kelahiran.
Di poliklinik endokrin anak dan remaja FKUI/ RSCM dari tahun 1983 sampai dengan 1985 terdapat 68 pasien dari 367 pasien baru yang dibawa berobat dengan keluhan perawakanpendek, jelas ini merupakan kasus konsultasi yang sangat banyak.
Secara umum penyebab perawakan pendek adalah organik (41%), familial/CDGP (41%), pertumbuhan janin terganggu (PJT)(7,5%), defisiensi hormon pertumbuhan (8%) dan yang tidak diketahui penyebabnya (idiopatik) (19%). Berbagai keadaan medis dapat mengganggu pertumbuhan dan mengakibatkan perawakan pendek yang patologis seperti : penyakit kronis pada anak khususnya penyakit yang mengenai jantung, paru, pencernaan, ginjal; penyakitpenyakit ini dapat memperlambat pertumbuhan. Diagnosis dini dan pengobatan penyakit tersebut dapat mengembalikan proses pertumbuhan. Selain penyakit kronis perawakan pendek juga dapat disebabkan oleh nutrisi yang tidak adekuat terutama jika terjadi pada masa bayi dan pubertas.
Disamping hal-hal diatas pendek juga dapat disebabkan oleh kekurangan hormon tertentu khususnya hormon pertumbuhan dan hormon tiroid. Salah satu klasifikasi perawakan pendek tersebut adalah:

1. Variasi normal perawakan pendek

* Perawakan pendek familial
* Constitutional delayed growth and puberty (CDGP)
* Perawakan pendek idiopatik

2. Gangguan pertumbuhan primer

* Pertumbuhan janin terhambat
* Displasia skeletal
* Sindrom/kelainan kromosom

3. Gangguan pertumbuhan sekunder

* Malnutrisi
* Penyakit kronik

4. Kelainan endokrin

* Defisiensi hormon pertumbuhan ( Growth hormone deficiency )
* Defsiensi hormon tiroid
* Diabetes Mellitus
* Kelebihan kortikosteroid

Pendekatan diagnosis

Untuk menghindari pemborosan pemeriksaan serta sebaliknya kemungkinan terlewatkan diagnosis patologik, yang dapat menyebabkan hilangnya kesempatan untuk meningkatkan tinggibadan, maka langkah awal adalah menentukan apakah perawakan pendek ini patologik atau normal.

Kriteria awal untuk melakukan pemeriksaan terahadap anak pendek :

1. Tinggi badan terletak dibawah persentil 3 atau dibawah tinggi rata-rata populasi
2. Kecepatan tumbuh dibawah persentil 25 kurva kecepatan tumbuh atau kurang 4 cm/tahun pada anak berumur 4 – 10 tahun
3. Prakira tinggi dewasa dibawah potensi tinggi genetiknya
4. Kecepatan tumbuh melambat setelah umur 3 tahun dan turun menyilang garis persentilnya pada kurva panjang/tinggi badan.

Tatalaksana

Setiap anak dengan perawakan pendek harus diketahui penyebabnya dan keluarga perlu dijelaskan mengenai potensi normal pertumbuhan seorang anak sesuai dengan potensi genetiknya. Sebagian kasus tidak perlu langsung diterapi, dapat hanya dengan pemantaukan berkala, namun sebagian kasus yang jelas penyebabnya dapat diterapi sesuai penyebabnya. Kasus yang jelas penyebabnya seperti kelainan endokrin antara lain GHD dan defisiensi hormon tiroid dapat segera diobati. Gangguan pertumbuhan sekunder seperti malnutrisi dan penyakit kronis juga harus segera diobati sesuai penyebabnya.

Khusus GH defisiensi dapat diberikan terapi substitusi hormon pertumbuhan. Terapi GHD adalah terapi substitusi growth hormone (somatotropin recombinant), dengan dosis 15-20 U/m2/ minggu, diberikan 6-7 kali per minggu. Dikatakan responsif dengan GH apabila kecepatan tumbuh minimal 2 cm per tahun di atas kecepatan tumbuh sebelum diberikan terapi. Biasanya kecepatan tumbuh pada tahun pertama pengobatan adalah 9-12 cm per tahun.

Untuk perawakan pendek yang tidak diketahui penyebabnya (idiopatik) akhir-akhir ini banyak senter yang juga memberikan growth hormone untuk perawakan pendek idiopatik dengan hasilyang bervariasi. Penelitian terakhir di Belanda GH diberikan pada kelompok anak perawakan pendek idiopatik, hasilnya dapat menambah tinggi ahkir anak 7 cm dari tinggi sebelumnya.

Kesimpulan

Perawakan pendek merupakan masalah klinis anak dan remaja yang sering dijumpai. Pendek merupakan simtom bukan suatu penyakit. Setiap anak yang pertumbuhannya melambat, turun dari garis persentil kurvanya setelah umur 3 tahun, tinggi badandi bawah persentil 3 atau TB jelas dibawah potensi genetik harus segera ditindak lanjuti.

Keterlambatan diagnosis dan pengobatan penyebab perawakan pendek jelas akan membuat kegagalan untuk mencapai potensi genetik.

Sepatah kata dari Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia

Penulis: Sri Rezeki S. Hadinegoro

Imunisasi telah diakui oleh dunia secara global telah berhasil menurunkan berbagai infeksi, seperti difteria, batuk rejan, tetanus, campak, hepatitis B, meningitis dan pneumonia yang disebabkan oleh Haemophillus influenzae tipe B (Hib); malahan penyakit cacar (variola) telah musnah dari muka bumi akibat semua orang telah dicacar. Harapan terbuka lebar dalam waktu dekat penyakit poliomielitis akan tidak dapat dijumpai lagi di seluruh dunia.
Hal yang mendasar dari perbedaan antara obat dan vaksin adalah obat diberikan kepada orang sakit sedangkan vaksin diberikan pada bayi & anak sehat. Maka anak yan semula sehat harus tidak menjadi sakit setelah diimunisasi; oleh karena itu keamanan vaksin yang akan diberikan pada bayi dan anak merupakan salah satu prioritas penting yang selalu diperhatikan oleh pengelola program imunisasi. Apabila dibandingkan dengan sepuluh tahun terakhir, vaksin yang berada di pasaran jauh lebih aman dalam menimbulkan kekebalan (antibodi). Kemajuan ilmu kedokteran ditunjang oleh teknologi mutakhir menyebabkan vaksin yang diproduksi menjadi lebih aman, misalnya teknologi vaksin kombinasi (vaksin kombo), vaksin rekombinan, vaksin konjugasi, dan lain-lain.
Untuk menentukan imunisasi apa yang diperlukan oleh anak-anak yang tinggal di suatu negara, diperlukan beberapa pertimbangan, antara lain berapa banyak anak yang menderita penyakit tersebut, bagaimana penyebaran penyakit, dan berapa banyak anak meninggal atau cacat akibat penyakit tersebut (epidemiologi penyakit). Tentu saja hal tersebut tidak cukup tanpa diikuti dengan data vaksin baik mengenai cara menimbulkan kekebalan maupun keamanannya. Pertimbangan terakhir adalah bagaimana policy pemerintah setempat terhadap program imunisasi terutama menyangkut pendanaan.
Mengenai keamanan vaksin, perlu diketahui bahwa secara garis besar terdapat dua jenis vaksin yaitu vaksin mati dan vaksin hidup. Khususnya vaksin mati, untuk menghasilkan kekebalan yang optimal diperlukan zat-zat aditif yang berfungsi sebagai ajuvan (menambah potensi untuk membentuk kekebalan), antibiotik (untuk memerangi masuknya kuman ke dalam vaksin), ataupun preservasi dan pengawet, seperti formaldehid, thimerosal, dan aluminium. Dalam kajian ini akan disajikan ulasan tanya jawab mengenai thimerosal yang akhir-akhir ini bayak dibicarakan pada orang tua yang mempunyai perhatian pada imunisasi putra-putrinya.

Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia


Prof. Dr.dr. Sri Rezeki S.Hadinegoro




Tanya Jawab Mengenai Thimerosal

Disadur oleh
Sri Rezeki S.Hadinegoro,

Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia
KOMNAS Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Depkes

1. Apa thimerosal itu?

Thimerosal (juga disebut thiomersal atau mercurothiolate) adalah komponen merkuri yang digunakan sebagai trace amounts untuk mencegah kontaminasi bakteri atau mikroorganisme lain, terutama pada vial multi dosis (multi dose vial=MDV) yang telah digunakan.

2. Apakah thimerosal merupakan komponen baru di dalam vaksin?

Tidak, thimerosal dalam kemasan vaksin telah dipergunakan oleh produsen vaksin sejak 60 tahun yang lalu. Selama ini tidak pernah dilaporkan efek samping vaksin akibat thimerosal kecuali sangat sedikit data akibat sensitisasi berupa ruam pada kulit.

3. Mengapa thimerosal dipakai dalam vaksin?

Thimerosal diperlukan sebagai stabilisator dan pengawet (pengamanan) terhadap kontaminasi bakteri & mikroba yang dapat mematikan, terutama pada vaksin dosis ganda (multi-dose vial).


4. Siapa yang mempunyai risiko tinggi terhadap merkuri?

Merkuri tidak baik untuk semua orang, namun kelompok yang berisiko tinggi adalah janin di dalam kandungan dan bayi baru lahir. Otak merupakan organ yang sangat sensitif terhadap merkuri. Jenis merkuri di dalam thimerosal tidak sama dengan merkuri yang dapat menyebabkan kecelakaan dalam industri dan tidak sama bahayanya. Molekul thimerosal di dalam tubuh akan diikat oleh molekul lain, tidak berada bebas di dalam darah sehingga tidak mudah bereaksi dengan jaringan tubuh. Demikian juga jumlah merkuri di dalam vaksin sangat sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah yang biasa terdapat pada kecelakaan industri.



5. Batas keamanan kadar merkuri

WHO dan US Food Drug and Administration tidak menetapkan batasan kadar konsumsi etil merkuri, namun berdasarkan struktur kimiawi substansi diperkirakan sama dengan batasan kadar konsumsi metil merkuri (hasil metabolisme merkuri yang terdapat dalam makanan). Batas keamanan merkuri di dalam makanan (metil merkuri) menurut Environment Protection Agency (EPA) 34 mcg/BB/minggu sedangkan WHO 159 mcg /BB/ minggu.

6. Berapa kadar merkuri di dalam Program Pengembangan Imunisasi?

Di Indonesia jadwal imunisasi PPI selama 6 bulan pertama kehidupan bayi mendapat imunisasi sebagai berikut.

Kadar merkuri dalam vaksin PPI
Jumlah Vaksin Kadar merkuri (mcg)
BCG, OPV-0, HB-1 25
DTP-1, OPV-1, HB-2 50
DTP-2, OPV-2 25
DTP-3, OPV-3, HB-3 50

Jumlah
150

Ket. OPV = vaksin polio oral, HB=hepatitis B
mcg = mikrogram

Pada bayi yang mendapat Hib pada umur 2, 4, dan 6 bulan tidak menambah jumlah kandungan merkuri karena vaksin Hib yang beredar di Indonesia tidak mengandung thimerosal.

7. Apakah kadar merkuri 150 mcg dalam waktu 6 bulan tidak melampaui batas aman?

Bayi umur 6 bulan mempunyai berat badan rata-rata 5 kg
Dalam 6 bulan bayi mendapat 150 mcg Hg
Rata-rata 1 bulan mendapat 150 : 6 = 25 mcg Hg
Rata-rata per bulan/ kg berat badan 5 : 5 = 5 mcg
Rata-rata per minggu 5 : 4 = 1,25 mcg/BB/minggu

Jadi, apabila dikonversikan ke berat badan, maka total dosis kumulatif etil merkuri yang diberikan selama vaksinasi sampai anak usia 6 bulan (masing-masing tiga dosis dari vaksin DTP, hepatitis B) kurang dari batas minimal yang direkomendasikan oleh WHO.

8. Apakah semua vaksin mengandung thimerosal?

Tidak, tidak semua vaksin mengandung thimerosal. Semua vaksin "hidup" tidak mengandung thimerosal, seperti BCG, polio oral, campak, dan MMR. Beberapa vaksin yang diberikan dalam semprit satu kali pakai (kemasan single dose, monodosis) tidak mengandung thimerosal. DTP yang tidak mengandung thimerosal adalah DTP aselular (DTaP).

9. Apakah ada bahan lain untuk menggantikan thimerosal dalam vaksin?

Terdapat beberapa bahan kimia lain seperti 2-phenooxyethanol, dapat dipakai sebagai bahan preservasi dalam vaksin; namun daya kerjanya tidak dapat menandingi thimerosal. Maka apabila telah ada bahan lain yang dapat menggantikan efektifitas thimerosal, sebaiknya digantikan oleh bahan lain. Namun perlu diperhatikan bahwa hal ini akan memakan waktu panjang sampai vaksin tersebut dapat dipergunakan. Oleh karena, menggantikan preservasi vaksin berarti membuat produk "baru", sehingga harus mengikuti peraturan pembuatan vaksin baru yang memerlukan berbagai uji dan lisensi untuk menjamin vaksin baru tersebut dinyatakan aman.

10. Apakah di dalam kemasan vaksin ditulis bahwa vaksin tersebut mengandung thimerosal?

Ya, semua vaksin berisi semua kandungan yang berada di dalam vaksin, termasuk kadar thimerosal.

11. Siapa yang mempunyai risiko tinggi terhadap merkuri?

Merkuri tidak baik untuk semua orang, namun kelompok yang berisiko tinggi adalah janin di dalam kandungan dan bayi baru lahir. Otak merupakan organ yang sangat sensitif terhadap merkuri. Jenis merkuri di dalam thimerosal tidak sama dengan merkuri yang dapat menyebabkan kecelakaan dalam industri dan tidak sama bahayanya. Molekul thimerosal di dalam tubuh akan diikat oleh molekul lain, tidak berada bebas di dalam darah sehingga tidak mudah bereaksi dengan jaringan tubuh. Demikian juga jumlah merkuri di dalam vaksin sangat sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah yang biasa terdapat pada kecelakaan industri.

12. Apa yang harus dilakukan oleh orang tua (divaksinasi atau tidak divaksinasi dengan vaksin yang mengandung thimerosal?)

Untuk semua negara, risiko terjadinya kematian dan komplikasi akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi adalah nyata dan merupakan masalah besar. Sedangkan risiko efek samping thimerosal dalam vaksin masih merupakan teori, belum pasti, dan apabila ada, sangat kecil kemungkinannya. Saran yang terbaik adalah tetap melanjutkan imunisasi untuk anak-anaknya. Melanjutkan pemberian imunisasi jelas lebih menguntung kan daripada menghentikannya. Percayakanlah mengenai kualitas dan keamanan vaksin kepada WHO, Badan Pengawas Obat & Makanan, dan produsen vaksin.

13. Adakah dasar ilmiah yang dapat dipercaya oleh orang tua bahwa vaksin yang diberikan kepada anaknya tersebut aman?

Vaksin yang mengandung thimerosal telah dipergunakan selama 60 tahun tanpa dilaporkan adanya efek samping thimerosal. Tidak ada informasi ilmiah satupun yang menemukan bahwa thimerosal dalam vaksin berbahaya. Semua diskusi yang berjalan selama ini berdasarkan pada teori.

14. Bagaimana dokter dan petugas imunisasi mengatasi kekhawatiran orang tua?

Orang tua dapat bertanya hal-hal yang ingin diketahui untuk mendapat informasi yang benar. Isu ini sangat kompleks pada umumnya orang tua tidak ingin mengetahui semua segi ilmiahnya; mereka hanya ingin mendapat kepastian dari seseorang yang dipercayainya, apakah hal ini aman atau tidak


15. Apakah anak yang telah mendapat vaksin yang mengandung thimerosal mempunyai risiko terjadinya efek samping? Apa saja kemungkinan efek samping tersebut? Apakah ada pengobatan untuk anak-anak tersebut?

Kemungkinan risiko yang terjadi pada semua produk yang mengandung merkuri adalah rangsangan (sensitisasi) pada kulit sehingga menyebabkan ruam (skin rash). Jumlah thimerosal dalam vaksin sangat sangat kecil, maka risiko efek samping hanya sebatas teori. Walaupun demikian adanya kadar merkuri yang tinggi pada ibu hamil dapat menyebabkan kerusakan otak bayi yang dikandungnya. Hal ini sangat jarang terjadi, dilaporkan pernah terjadi karena ibu hamil makan gandum yang terkontaminasi merkuri. Anak-anak yang telah mendapat thimerosal dalam vaksin tidak perlu pengobatan.

16. Berapa banyak anak-anak di dunia yang telah mendapat vaksin yang mengandung thimerosal yang direkomendasikan oleh WHO?

WHO memperkirakan tidak ada seorang anakpun yang mendapatkan merkuri dari vaksin yang melebihi rekomendasi WHO. Negara yang masyarakatnya yang banyak meng- konsumsi ikan (ikan mungkin mengandung merkuri dalam kadar tinggi) dapat mempunyai merkuri di atas kadar yang direkomendasikan.

17. Apakah negara harus mengikuti saran WHO untuk memberikan vaksin hepatitis B pada saat lahir?

Negara yang mempunyai risiko transmisi hepatitis B dari ibu ke bayinya tinggi (termasuk Indonesia), WHO merekomendasikan pemberian vaksin hepatitis B pada bayi baru lahir tetap dilanjutkan. WHO tidak menyarankan dilakukan skrining sebelum imunisasi. Di dunia terdapat jutaan kasus hepatitis B baru yang mengakibatkan ribuan kematian pada dewasa setiap tahunnya. Risiko penyakit ini sangat besar sedangkan risiko thimerosal dalam vaksin masih teoritis, belum jelas, dan apabila ada sangat kecil.

18. Apa kesepakatan global mengenai thimerosal dalam vaksin?

WHO, UNICEF, dan semua pihak yang mempunyai tugas pada kesehatan masyarakat menegaskan bahwa tidak ada alasan untuk menghentikan vaksin yang sedang beredar saat ini. Apabila masyarakat dapat menerima pendapat ini, maka tidak ada masalah. Namun apabila para pengambilkeputusan menjadi panik, masyarakat akan menolak pemakaian vaksin yang mengandung thimerosal. Padahal produsen vaksin belum dapat mengalihkan ke produk alternatif lain untuk memenuhi kebutuhan anak di seluruh dunia.

19. Apakah dapat semua vaksin dibuat tanpa thimerosal (thimerosal free)? Berapa lama?

Beberapa jenis vaksin dapat segera dibuat bebas thimerosal, namun vaksin tersebut tidak mengandung preservasi. Hal ini berbahaya untuk vaksin multi dosis tanpa thimerosal. Solusi pertama adalah membuat vaksin dosis tunggal (single-dose vial), namun akan mahal sekali harganya dan secara teknis tidak semua vaksin dapat diperlakukan sama. Alternatif kedua mengganti dengan preservasi lain, maka diperlukan re-lisensi vaksin yang akan mengambil waktu cukup lama. Re-lisensi tersebut juga berlaku untuk vaksin "baru" tanpa thimerosal.

20. Apa yang dilakukan oleh WHO = world health organization (badan kesehatan dunia) mengenai thimerosal dalam vaksin?

1. WHO sedang berupaya untuk menghilangkan penggunaan thimerosal dari vaksin apabila telah ada penggantinya yang cukup efektif, untuk hal ini WHO bekerja sama dengan national regulatory authorities = RNA (di Indonesia dikenal dengan Badan POM) dan produsen vaksin.
2. WHO menerangkan bahwa risiko anak yang tidak diimunisasi adalah kematian dan komplikasi akibat menderita penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi adalah nyata dan merupakan masalah besar. Sedangkan risiko efek samping thimerosal dalam vaksin masih merupakan teori, belum pasti, dan terutama sangat kecil kemungkinannya.
3. WHO bertujuan mengganti thimerosal dengan komponen preservasi lain di masa mendatang.
4. WHO menguji kemungkinan mengkombinasikan beberapa vaksin dalam kemasan satu vial (botol). Dengan cara ini, jumlah thimerosal yang sama untuk beberapa vaksin sekaligus sehingga dengan demikian jumlah thimerosal akan berkurang.

Sumber bacaan

1. http://www.who.int/vaccines-diseases/safety/hottop/thiomersal July 1999 Joint statemant of AAFP, AAP, ACIP and USPHS on thimerosal in childhood vaccines. www.vaccinesafety.edu/AAFP-AAP-ACP-thimerosal.htm
2. Infomation on Thimerosal from ACIP Meeting, June 2001. www.vaccinesafety.edu/ACIP-thim-0261.htm
3. WHO SEARO. Safety on vaccine in Indonesia. Notes from meeting 7 February 2001.
4. Slamet L. Keamanan thimerosal sebagai pengawet dalam vaksin. Pertemuan IDAI Jakarta 15 Februari 2001.
5. Sumara L. Thimerosal dan vaksin. Sari Pediatri 2001.
6. American Association of Pediatric. Use of hepatitis B vaccine related to thimerosal in vaccine Q & A. www.aap.org/new/hepbqa.htm
7. CDC. Implementation guidance for immunization grantees during the transition period to vaccine without thimerosal. July 14, 1999. www.cdc.gov/nip/news/thimerosal-guidance.htm
8. MMWR. Recomendations regarding the use of vaccine that contain thimerosal as a preservative. Nov 5, 1999/ 48(43);996-8. www.cdc.gov/epo/mmwr/preview/mmwrhtm/mm4843a4.htm

΄Growth Hormone΄ pada Anak

Penulis: Bambang Tridjaja

Growth hormone atau hormon pertumbuhan (HP) merupakan salah satu hormon penting yang mengatur pertumbuhan panjang anak. HP tidak berperan penting selama di dalam kandungan, peran yang besar terjadi justru setelah anak lahir.
Dengan semakin meningkatnya tingkat kesejahteraan masyarakat, tinggi badan rata-rata masyarakat akan turut meningkat yang dikenal sebagai "kecenderungan sekular".
Contoh yang bisa kita lihat adalah bangsa Jepang yang dhulu dikenal sebagai bangsa "kate" kini generasi mudanya sudah jauh lebih tinggi dari kakek-neneknya, bahkan orang tuanya. Dinegara berkembang, kecenderungan anak kota lebih tinggi dari anak desa pun terlihat. Akibatnya, anak-anak di perkotaan yang merasa dirinya "pendek" akan mencari solusi untuk dapat mencapai tinggi badan yang tinggi yang sepadan dengan teman-temannya.
Belum lagi, beberapa pekerjaan tertentu yang menarik bagi anak muda memerlukan persyaratan tinggi minimal (seperti pilot, tentara, polisi, peragawan/peragawati dll)
Apakah HP jawabannya ?
Tinggi badan anak dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain faktor genetik dan faktor lingkungan. Secara genetik, artinya tinggi badan sangat dipengaruhi oleh tinggi badan kedua orangtuanya, dan dalam skala kecil tinggi badan keluarga terdekat kedua orang tua.
Faktor genetik, mengandung pengertian juga anaknya tidak menderita gangguan genetik tertentu. Faktor lingkungan yang dimaksud antara lain adalah lingkungan selama masih dalam kandungan (lahir prematur atau tidak), gizi, tingkat kesehatan, lingkungan, kasih sayang dalam keluarga, dan tentunya lingkungan hormonal.
Optimalnya semua faktor pendukung dan minimalnya faktor penghambat tinggi badan (penyakit kronis) akan menghasilkan tinggi badan yang sesuai dengan potensi genetiknya.
Dari berbagai penelitian pemakaian HP pada anak, semuanya melaporkan penggunaannya pada anak pendek dengan kondisi penyakit tertentu. Kesimpulan utama yang dapat diambil adalah semakin pendek anak (karena penyakit tertentu tersebut), semakin baik responsnya terhadap pengobatan HP. Artinya, bila pertumbuhan anak sudah normal sesuai dengan potensi genetiknya tentunya responnya minimal sekali atau bahkan mungkin tidak ada.
Beberapa penyakit dengan perawakan pendek yang berhasil dengan pemberian HP adalah anak dengan defisiensi/kekurangan HP, sindrom Turner, berat badan lahir rendah , gagal ginjal kronis, dan sindrom Prader Willi Kondisi ini lain dengan perawakan pendek yang juga diberikan HP ialah "pendek tanpa sesuatu sebab patologis" (idiopathic short stature). Pada kondisi terakhir ternyata pemberian HP memberikan respons yang cukup baik.
Perlu diketahui bahwa sampai saat ini biaya yang diperlukan untuk memperbaiki tinggi badan pada keadaan-keadaan tersebut masih sangat mahal.
Sebagai penutup, mungkin perlu diingat bahwa fungsi hormon dalam tubuh adalah untuk menjaga keseimbangan fisiologis (homeostasis) tubuh, sehingga penggunaan hormonal perlu ditangani oleh seorang yang memang ahli dalam bidangnya.
Kelebihan hormon tentu akan berdampak buruk apabila digunakan sembarangan. Sebagai contoh dapat dilihat apa saja yang terjadi pada atlet yang menggunakan hormon tidak benar, sehingga International Olympic Committee (IOC) perlu mengeluarkan larangan.

Gangguan Kekebalan Tubuh pada Anak

Penulis: Zakiudin Munasir

AKHIR-AKHIR ini banyak diiklankan berbagai produk suplemen, baik berupa vitamin dan mineral, suplemen makanan, atau berbagai bahan tradisional yang diklaim dapat meningkatkan kekebalan tubuh melawan berbagai macam penyakit.

Sebagian ada benarnya, tetapi sebagian besar tidak rasional. Oleh karena itu ada baiknya kita memahami apa yang disebut kekebalan tubuh pada manusia yang akan diuraikan secara ringkas pada tulisan ini.

Sistem kekebalan tubuh dalam bahasa kedokteran disebut imunologi. Sistem kekebalan tubuh yang sempurna dapat mencegah berbagai macam organ, termasuk saluran napas, dari berbagai macam infeksi.

Pembagian sistem kekebalan tubuh manusia

Secara garis besar kekebalan tubuh manusia dibagi dua, yaitu:

* Kekebalan tubuh tidak spesifik

Disebut tidak spesifik karena sistem kekebalan tubuh ini ditujukan untuk menangkal masuknya segala macam zat dari luar yang asing bagi tubuh dan dapat menimbulkan kerusakan tubuh/penyakit, seperti berbagai macam bakteri, virus, parasit atau zat-zat berbahaya bagi tubuh.

Sistem kekebalan atau pertahanan tubuh yang tidak spesifik:

1. Pertahanan fisik: Kulit, selaput lendir
2. Kimiawi: Enzim, keasaman lambung
3. Mekanik: Gerakan usus, rambut getar selaput lendir,
4. Fagositosis: Penelanan kuman/zat asing oleh sel darah putih
5. Zat komplemen yang berfungsi pada berbagai proses pemusnahan kuman/zat asing

Kerusakan pada sistem pertahanan ini akan memudahkan masuknya kuman/zat asing ke dalam tubuh. Misalnya, kulit luka, gangguan keasaman lambung, gangguan gerakan usus atau proses penelanan kuman/zat asing oleh sel darah putih (sel leukosit)

* Kekebalan tubuh spesifik

Bila masuknya kuman/zat asing tidak dapat ditangkal oleh daya tahan tubuh yang tidak spesifik, seperti yang telah dijelaskan di atas, maka diperlukan sistem kekebalan tubuh dengan tingkat lebih tinggi atau spesifik.

Ada 2 jenis kekebalan tubuh yang berperan pada kekebalan yang spesifik ini, yaitu: Kekebalan selular dan kekebalan humoral. Kekebalan ini hanya berperan pada kuman/zat asing yang sudah dikenal artinya bila jenis kuman/zat asing tersebut sudah pernah atau lebih dari satu kali masuk ke dalam tubuh manusia.

Gangguan kekebalan Tubuh

Gangguan sistem kekebalan tubuh di bagi dua, yaitu:

* Gangguan kekebalan primer. Penyebabnya tidak diketahui dan telah ada sejak lahir.
* Gangguan kekebalan sekunder, disebabkan faktor lain, misalnya infeksi (AIDS, campak, dan lain-lain), gizi buruk serta penyakit ganas, misalnya kanker, leukemia, obat-obatan misalnya obat yang mengandung hormone kortikosteroid, obat untuk kanker, dan lain-lain.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kekebalan tubuh:

* Infeksi
* Penyakit
* Obat-obatan
* Gangguan gizi
* Usia

Pengobatan gangguan kekebalan tubuh

Bila sudah terjadi gangguan kekebalan tubuh, maka dokter akan memberikan pengobatan melalui beberapa cara yaitu:

1. Isolasi penderita supaya tidak mudah ketularan penyakit infeksi
2. Suplementasi dengan pemberian gamaglobulin (antibodi dari luar), atau pemberian antibiotika bila ada infeksi sekunder
3. Obat-obatan yang merangsang sistem kekebalan tubuh.
4. Mengobati penyakit penyebab gangguan kekebalan tubuh.

Cara mempertahankan kekebalan tubuh

* Pencegahan infeksi
* Pencegahan penyakit ganas
* Hindari obat-obatan tertentu seperti yang disebutkan di atas kecuali dengan resep/pengawasan dokter
* Gangguan gizi
* Pada anak usia muda (bayi dan balita) serta orang usia tua, hindarkan kontak dengan seseorang yang menderita infeksi supaya tidak mudah tertular.

Kesimpulan

Dari uraian diatas dijelaslah manusia adalah makhluk paling sempurna. Oleh Sang Pencipta manusia dibekali sistem kekebalan sangat sempurna, kompleks, dan rumit. Sampai saat ini belum semua ilmu mengenai kekebalan tubuh manusia diketahui seluruhnya, sehingga tidak semua gangguan kekebalan tubuh dapat diobati.

Kuning Bayi

Penulis: Iesje Martiza Sabaroedin

Pada kehidupan sehari-hari kadang-kadang kita bertemu ibu-ibu yang mengeluh bahwa anak/bayinya menderita sakit kuning . Sebetulnya mengapa anak/bayinya dikatakan sakit kuning?

Alasan sebetulnya anak/bayi tersebut dikatakan sakit kuning karena ibu melihat kulit bayinya menjadi kuning atau lebih jelas lagi matanya terlihat kuning. Kuning pada kulit atau mata itu disebabkan peningkatan kadar bilirubin di dalam darah penderita.

Bilirubin adalah suatu hasil pemecahan sel darah merah (eritrosit). Eritrosit hidup selama 120 hari di dalam tubuh kita, setelah itu eritrosit akan pecah.

Pada keadaan normal bilirubin tersebut akan berikatan dengan protein (albumin) dan dibawa ke hati untuk dikonjugasikan/digabungkan dengan enzim hati untuk menghilangkan efek racunnya.

Bilirubin yang telah dikonjugasi di dalam hati tersebut akan dibawa keusus. Sebagian besar dibuang melalui tinja dan sebagian kecil kembali masuk ke dalam hati dalam keadaan tidak dikonjugasi, dan di hati akan dikonjugasi kembali dan demikian seterusnya.

Pada keadaan yang tidak biasa terjadi peningkatan bilirubin di dalam penderita. Peningkatan ini dapat terjadi pada Bilirubin yang belum dikonjugasi, atau pada bilirubin yang telah dikonjugasi. Peningkatan bilirubin yang belum di konjugasi (efek racunnya belum hilang), pada kadar tinggi dapat menyebabkan pengendapan bilirubin tersebut di sel-sel otak yang mengakibatkan terjadinya kejang-kejang berat (kem icterus). Akhirnya, dapat menyebabkan kematian atau bila sembuh akan meninggalkan gejala sisi berupa keterbelakangan mental, lumpuh, dsb.

Untuk menghindari gejala-gejala berat yang diakibatkan peningkatan bilirubin yang tidak dikonjugasi di dalam darah, maka harus dilakukan tranfusi darah.

Bayi kuning karena peningkatan bilirubin belum dikonjugasi dapat terjadi pada:

1. Bayi normal baru lahir

Pada bayi baru lahir, enzim hati yang berfungsi sempurna sehingga banyak bilirubin tidak dapat dikonjugasi dan bayi terlihat kuning.

Dengan bertambahnya umur bayi maka enzim hati tersebut akan lebih baik fungsinya, bilirubin akan lebih banyak dikonjugasi, dan warna kuning pada tubuh serta mata bayi berkurang, lalu menghilang. Proses ini memerlukan waktu sekitar seminggu untuk bayi lahir dengan berat badan normal dan sekitar dua minggu untuk bayi lahir dengan berat badan rendah. Biasanya peningkatan bilirubin pada keadaan ini jarang mencapai kadar bilirubin yang berbahaya bagi bayi.

Untuk mempercepat konjugasi bilirubin dapat dilakukan pemberian sinar biru (fototerapi), yaitu sinar khusus yang dapat membantu kerja enzim hati sehingga proses konjugasi lebih cepat terjadi.

2. Penyakit yang berhubungan dengan pemecahan darah (eritrosit) yang berlebihan , antara lain:

* Golongan darah ibu dan bayi tidak sesuai. Dalam dunia kedokteran keadaan ini dikenal sebagai ABO incompability. Pada keadaan ini golongan darah ibu O, sedangkan bayinya golongan A atau B. Atau pada ibu yang bergolongan darah Rhesus negatif, sedangkan golongan darah bayi Rhesus positif.
* Kurangnya enzim glukosa 6 phosphat dehydrogenase (G6PD) enzim yang berada di dinding sel darah merah yang berfungsi menjaga keutuhan dinding sel darah menjadi mudah pecah sehingga terjadi peningkatan bilirubin.
* Penyakit bawaan atau turunan.

Ada beberapa penyakit bawaan atau turunan menyebabkan gangguan pada proses konjugasi bilirubin di hati. Penyakit-penyakit tersebut, antara lain adalah sindrom Crigler Najjar dan sindrom Gillbert.

Bayi kuning karena bilirubin terkonjugasi yang meningkat

* Radang hati akut yang biasa disebut hepatitis. Pada keadaan ini terjadi kerusakan sel-sel hati, menyebabkan perlambatan aliran bilirubin/empedu ke usus sehingga bilirubin yang dibuang melalui tinja berkurang.

Akibatnya, terjadi penimbunan bilirubin di hati yang sebagian akan masuk ke dalam aliran darah, akan menyebabkan kadar bilirubin terkonjugasi di dalam darah meningkat.

Hepatitis pada bayi baru lahir antara lain disebabkan infeksi toksoplasma, Rubela, Cytomegalovirus, herpes simplex, atau yang lebih dikenal sebagai infeksi TORCH.

Kejang pada Bayi

Kejang pada Bayi


Penulis: Guslihan Dasa Tjipta

KEJANG pada neonatus didefinisikan sebagai suatu gangguan terhadap fungsi neurologis seperti tingkah laku, motorik, atau fungsi otonom.

Periode bayi baru lahir (BBL) dibatasi sampai hari ke-28 kehidupan pada bayi cukup bulan, dan untuk bayi prematur, batasan ini biasanya digunakan sampai usia gestasi 42 minggu.

Kebanyakan kejang pada BBL timbul selama beberapa hari. Sebagian kecil dari bayi tersebut akan mengalami kejang lanjutan dalam kehidupannya kelak. Kejang pada neonatus relatif sering dijumpai dengan manifestasi klinis yang bervariasi. Timbulnya sering merupakan gejala awal dari gangguan neurologi dan dapat terjadi gangguan pada kognitif dan perkembangan jangka panjang.

Insiden kejang pada neonatus di Amerika Serikat belum diketahui dengan jelas, diperkirakan adalah 80-120 pada setiap 100.000 neonatus setiap tahun.

Bagaimana terjadinya kejang?

Neuron dalam susunan saraf pusat (SSP) mengalami depolarisasi sebagai akibat dari masuknya kalium dan repolarisasi timbul akibat keluarnya kalium. Kejang timbul bila terjadi depolarisasi berlebihan akibat arus listrik yang terus-menerus dan berlebihan.

Volpe mengemukakan empat kemungkinan alasan terjadinya depolarisasi yang berlebihan yaitu:

1. Gagalnya pompa natrium kalium karena gangguan produksi energi
2. Selisih relatif antara neurotransmitter eksitasi dan inhibisi
3. Defisiensi relative neurotransmitter inhibisi dibanding eksitasi
4. Perubahan membran neuron menyebabkan hambatan gerakan natrium.

Tetapi, dasar mekanisme kejang pada neonatus masih belum dapat diketahui dengan jelas.
Ada banyak penyebab kejang pada neonatus, yaitu:

1. Bayi tidak menangis pada waktu lahir adalah penyebab yang paling sering. Timbul dalam 24 jam kehidupan pada kebanyakan kasus.
2. Perdarahan otak, dapat timbul sebagai akibat dari kekurangan oksigen atau trauma pada kepala. Perdarahan subdural
yang biasanya diakibatkan oleh trauma dapat menimbulkan kejang
3. Gangguan metabolik.

1. Kekurangan kadar gula darah (Hipoglikomia), sering timbul dengan gangguan pertumbuhan dalam kandungan dan pada bayi dengan ibu penderita diabetes melitus (DM). Jangka waktu antara hipoglikemia dan waktu sebelum pemberian awal pengobatan merupakan waktu timbulnya kejang. Kejang lebih jarang timbul pada ibu penderita diabetes, kemungkinan karena waktu hipoglikemia yang pendek.
2. Kekurangan kalsium (hipokalsemia), sering ditemukan pada bayi berat badan lahir rendah, bayi dengan ibu penderita DM, bayi asfiksia, bayi dengan ibu penderita hiperparatiroidisme.
3. Kekurangan natrium (Hiponatremia)
4. Kelebihan natrium (Hipernatremia), biasanya timbul bersamaan dengan dehidrasi atau pemakaian bikarbonat berlebihan.
5. Kelainan metabolik lainseperti:

* Ketergantungan piridoksin mengakibatkan kejangyang resistan terhadap antikonvulsan.

Bayi dengan kelainan ini mengalami kejang intrauterin dan lahir dengan meconium staining

* Gangguan asam amino

Kejang pada bayi dengan gangguan asam amino sering disertai dengan manifestasi neurologi. Hiperamonemia dan asidosis sering timbul pada gangguan asam amino.

4. Infeksi sekunder akibat bakteri atau nonbakteri dapat timbul pada bayi dalam kandungan, selama persalinan, atau pada periode perinatal

1. Infeksi bakteri
Meningitis akibat infeksi group B Streptococcus, Escherechia coli, atau Listeria monocytogenes sering menyertai kejang selama minggu pertama kehidupan.
2. Infeksi nonbacterial
Penyebab nonbacterial seperti toxoplasmosis dan infeksi oleh herpes simplex, cytomegalovirus, rubella dan coxackie B virus dapat menyebabkan infeksi intrakranial dan kejang.

Bayi Baru lahir dengan Ibu Bermasalah

Penulis: Fatimah Indarso

SEBAGIAN besar bayi baru lahir (BBL) yang terlahir dari ibu bermasalah tidak menunjukkan gejala sakit saat dilahirkan atau beberapa waktu setelah lahir. Namun, bukan berarti bayi ini aman dari gangguan akibat penyakit yang diderita. Ibu bermasalah berarti menderita sakit sebelum maupun selama hamil, atau saat menghadapi persalinan.

Sebenarnya banyak jenis penyakit yang bisa diderita ibu selama periode itu. Tapi, akan dibahas manajemen BBL dari ibu penderita penyakit yang relatif sering, seperti kecurigaan infeksi dalam kandungan, hepatitis B, tuberkulosis, atau diabetes melitus, dan malaria.

Tanda-tanda ibu yang diduga mengalami infeksi dalam kandungan dan bisa berakibat infeksi atau bakteriemia pada bayinya ialah bila ibu terkena panas lebih atau sama dengan 38 derajat Celcius selama persalinan sampai tiga hari usai persalinan.

Cairan ketuban yang mestinya berwarna putih jernih, menjadi hijau keruh, apalagi berbau busuk. Cairan ketuban pecah 18-24 jam sebelum bayi lahir, atau saat umur kehamilan menginjak 37 minggu. Pada keadaan tadi, BBL rawan terhadap infeksi yang mengancam jiwanya karena dapat terserang infeksi berat.

Perubahan ke arah kondisi yang buruk sangat cepat. Bila ibu mengalami hal ini, sebaiknya melahirkan di pusat pelayanan kesehatan karena BBL perlu memperoleh pemantauan ketat dan obat antibiotik. Apabila lahir di rumah, perlu dikomunikasikan dengan bidan agar mendapat pengobatan.

Pengawasan yang perlu dilakukan keluarga ialah, apakah pernapasan bayi menjadi cepat, mengantuk saja walau dirangsang dengan sentuhan, lemas, suhu tubuh dingin atau kurang dari 36,5 derajat Celcius, panas, muntah setiap kali minum, kembung, atau merintih. Bila ada tanda-tanda itu, sebaiknya cepat dibawa ke pusat pelayanan kesehatan.

Pada ibu hamil penderita hepatitis B dengan hasil pemeriksaan darah HbsAg positif untuk jangka waktu enam bulan, atau tetap positif selama kehamilan dan saat persalinan, maka risiko mendapat infeksi hepatitis kronis pada bayinya sebesar 80-90%.

Komunikasi

Perlu komunikasi aktif antara ibu dan dokter kandungan, dokter anak, atau bidan agar manajemen terhadap BBL cepat dilakukan, yaitu segera setelah bayi lahir, dalam waktu 12 jam, imunisasi aktif hepatitis B segera diberikan.

Bila memungkinkan, dapat disertai imunisasi pasif hepatitis B dalam bentuk Imunoglobulin hepatitis B, dilanjutkan jadwal imunisasi rutin kedua dan ketiga. Pada umur tujuh bulan atau sebulan setelah suntikan ketiga, dilakukan pemeriksaan anti-HBs dan HBsAg. Lalu, pada umur 1, 3, dan 5 tahun. Hasilnya dikomunikasikan dengan dokter anak setempat. Ibu tetap bioleh memberikan ASI, kecuali saat melahirkan, ibu sakit hepatitis akut yang berarti virus banyak beredar di dalam darah hingga masuk ke bayi melalui puting susu jika terluka.

Pada ibu penderita tuberkulosis (Tb) aktif, penularan dapat terjadi sebelum bayi lahir melalui plasenta atau lewat pernapasan setelah bayi lahir. Ibu perlu berterus terang kepada dokter atau bidan karena berhubungan dengan pemberian vaksin BCG.

Bila ibu memperoleh pengobatan Tb belum genap dua bulan, atau didiagnosis Tb setelah melahirkan, bayi jangan divaksin BCG. Mintalah kepada bidan atau dokter anak tentang pencegahan penularan. Biasanya, bayi diberi obat INH. Pada umur delapan minggu, bayi diminta agar diperiksa, apakah ibunya tertular Tb dengan pemeriksaan darah, foto dada, dan tes Mantoux. bila tertular, segeralah diobati. Bila sehat, pencegahan dilanjutkan sampai enam bulan. Pemberian BCG pada dua minggu setelah pemberian INH, ibu boleh memberikan ASI sesuai kebutuhan bayi. Gizi ibu perlu diperhatikan agar kesehatan ibu dan anak terjamin.

Pada ibu penderita diabetes melitus, jauh sebelum hamil , sebaiknya mengusahakan agar kadar gula darah terkontrol, dengan obat atau diet. Komunikasikan dengan dokter penyakit dalam. Apabila kadar gula tidak terkontrol, bayi yang dikandung mempunyai berat di atas ideal BBL pada umumnya. Tentu hal ini dapat menyulitkan proses persalinan yang dapat mengakibatkan trauma lahir, bahkan BBL tak bisa menangis atau bernapas secara spontan dan teratur saat lahir. Kalau kondisi ini berlangsung lama, kelak menimbulkan cacat mental atau fisik.

Pada ibu hamil penderita malaria, bayi yang dikandung dapat mengalami keguguran, prematur, beratnya dibawah ideal, minum bermassalah, demam, anemia, kuning, lahir mati, atau pembesaran hati dan limpa, tergantung kehamilan pada minggu keberapa ibu menderita malaria.

Kesulitan Belajar pada Anak

Kesulitan Belajar pada Anak


Penulis: Rini Sekartini

KESULITAN belajar sudah ada sejak berabad-abad yang lalu. Beberapa ilmuwan terkemuka pernah mengalaminya, antara lain Thomas Alva Edison, Albert Einstein, dan Hans Christian Anderson. Kejadian ini merupakan bentuk kesulitan belajar yang pertama kali ditemukan.

Kasus ini meliputi banyak aspek, yaitu membaca, menulis, mengeja, dan matematika. Anak yang mengalaminya pasti memiliki kelebihan dibidang lainnya. Karena itu, orang tua perlu memahami anak. Tak hanya melihat kelemahannya, tetapi lebih menonjolkan kemampuan anak di bidang lain. Angka kejadiannya belum diketahui pasti, namun berkisar 5%-10%. Laki-laki yang mengalaminya tiga kali lebih banyak dibanding perempuan.

Umumnya, guru merupakan orang pertama yang dapat mendeteksi kesulitan belajar pada anak karena dapat segera melihat perbedaan kemampuan dan perilaku anak tersebut daripada teman-teman seusianya. Tetapi, terkadang, ada juga orang tua yang bisa mengetahuinya. Kesulitan belajar biasanya terdiagnosis ketika anak sekolah. Hal ini menjadi masalah saat anak berusia delapan tahun atau lebih karena pada usia itu, tuntutan kemampuan akademik sudah lebih tinggi.

Penyebabnya belum jelas, sangat jarang ditemukan kelainan neurologis pada anak dengan kesulitan belajar. Dua faktor yang mempengaruhinya, yaitu genetik sehingga ditemukan angka kejadian laki-laki lebih banyak dibanding perempuan, yang diduga berkaitan dengan efek pada kromosom X. Lalu, faktor lingkungan, seperti dalam kehamilan, persalinan, masa neonatus, serta pencemaran logam berat. Tiap anak bisa menderita satu atau lebih kesulitan belajar yang spesifik. Kejadian yang paling sering dijumpai adalah:

Kesulitan membaca

Gejalanya antara lain sulit membedakan bentuk huruf tertentu, seperti b dan d. Atau tak bisa membaca dengan suara keras, irama yang monoton ketika membaca, cenderung mengikuti tulisan yang hendak dibaca dengan jari. Anak normal biasanya telah mampu membaca pada usia 6-7 tahun.

Pedoman untuk meningkatkan kemampuan membaca anak adalah memilih waktu saat orang tua dan anak dalam suasana nyaman, tidak sedang lelah atau lapar, tanpa gangguan anggota keluarga yang lain, memakai buku pedoman yang sama dengan yang digunakan di sekolah, memilih ruang belajar yang nyaman dengan penerangan yang baik, pada tahap awal anak boleh memakai jari atau pensil untuk mengikuti kata-kata yang dibaca, orang tua dan anak bergantian membaca untuk mengurangi ketegangan, meningkatkan rasa percaya diri anak, serta lebih banyak cerita yang bisa dibaca.

Ketika anak mulai lancar membaca, biarkan dia menyelesaikan bacaan itu sendiri. Waktu yang digunakan jangan terlalu lama, mulai dari 5 menit, dan ditingkatkan bertahap sampai 15 menit. Bila ada yang salah dibaca, jangan segera dikritik, tunggu sampai akhir kalimat. Hindari komentar negati. Jangan cemas bila tahap awal anak membaca dengan irama yang monoton. Pada akhir bacaan, diskusikan isi bacaan tersebut.

Kesulitan mengeja

Keadaan ini ditandai dengan kesulitan bermakna dalam menuliskan kata-kata dengan ejaan yang benar. Hal itu sering dialami bersamaan dengan kesulitan membaca. Pengajaran dimulai dengan kata-kata yang telah dikenal anak. Tiap hari dilatih dengan jumlah kata yang tidak terlalu banyak. Anak diminta membaca serta mengingat kata-kata yang ditulis di kartu dan diminta menuliskannya lagi di kertas kosong. Bila kesulitan, dibantu dengan mendikte tiap hurup. Bila anak berhasil menulis dengan benar berikan pujian.

Kesulitan menulis

Anak tersebut tak mampu berkomunikasi secara tertulis. Kerap ditemukan kesalahan dalam ejaan, tanda baca, dan pemakaian huruf kapital, lalu bentuk huruf yang ditulis sangatu buruk.. Kejadian ini relatif jarang terdeteksi. Anak bersangkutan terkadang bisa menulis dengan lebih baik bila diberikan waktu yang lama.

Kelainan ini bisa akibat gangguan konsentrasi dan pemusatan perhatian, memori visual, dan koordinasi motorik halus. Agar dapat menulis dengan baik, diperhatikan dulu cara duduk yang benar ketika menulis, yaitu duduk tegak, kaki menyentuh lantai, serta kedua lengan di atas meja.

Kesulitan berhitung

Kesulitan ini paling banyak mendapat perhatian. Dalam hal aritmetika, bisa merupakan kelainan tersendiri, atau bagian dari kesulitan belajar yang lain. Cara mengatasinya, metode pengajaran yang digunakan mesti sama dengan yang diajarkan di sekolah agar anak tidak semakin binggung

Stimulasi Dini pada Bayi dan Balita

Penulis: Soedjatmiko

Apa yang dimaksud dengan kecerdasan multipel ?

Kecerdasan multipel (multiple inteligensia) adalah berbagai jenis kecerdasan yang dapat dikembangkan pada anak, antara lain verbal-linguistic (kemampuan menguraikan pikiran dalam kalimat-kalimat, presentasi, pidato, diskusi, tulisan), logical–mathematical (kemampuan menggunakan logika-matematik dalam memecahkan berbagai masalah), visual spatial (kemampuan berpikir tiga dimensi), bodily-kinesthetic (ketrampilan gerak, menari, olahraga), musical (kepekaan dan kemampuan berekspresi dengan bunyi, nada, melodi, irama), intrapersonal (kemampuan memahami dan mengendalikan diri sendiri), interpersonal (kemampuan memahami dan menyesuaikan diri dengan orang lain), naturalist (kemampuan memahami dan memanfaatkan lingkungan).

Faktor-faktor apa yang mempengaruhi kualitas kecerdasan ?

Kecerdasan multipel dipengaruhi 2 faktor utama yang saling terkait yaitu faktor keturunan (bawaan, genetik) dan faktor lingkungan. Seorang anak dapat mengembangkan berbagai kecerdasan jika mempunyai faktor keturunan dan dirangsang oleh lingkungan terus menerus.

Orangtua yang cerdas anaknya cenderung akan cerdas pula jika faktor lingkungan mendukung pengembangan kecerdasaannnya sejak didalam kandungan, masa bayi dan balita. Walaupun kedua orangtuanya cerdas tetapi jika lingkungannya tidak menyediakan kebutuhan pokok untuk pengembangan kecerdasannya, maka potensi kecerdasan anak tidak akan berkembang optimal. Sedangkan orangtua yang kebetulan tidak berkesempatan mengikuti pendidikan tinggi (belum tentu mereka tidak cerdas, mungkin karena tidak ada kesempatan atau hambatan ekonomi) anaknya bisa cerdas jika dicukupi kebutuhan untuk pengembangan kecerdasan sejak di dalam kandungan sampai usia sekolah dan remaja.

Apa kebutuhan pokok untuk mengembangkan kecerdasan ?

Tiga kebutuhan pokok untuk mengembangkan kecerdasan antara lain adalah kebutuhan FISIK-BIOLOGIS (terutama untuk pertumbuhan otak, sistem sensorik dan motorik), EMOSI-KASIH SAYANG (mempengaruhi kecerdasan emosi, inter dan intrapersonal) dan STIMULASI DINI (merangsang kecerdasan-kecerdasan lain).

Kebutuhan FISIK-BIOLOGIS terutama gizi yang baik sejak di dalam kandungan sampai remaja terutama untuk perkembangan otak, pencegahan dan pengobatan penyakit-penyakit yang dapat mempengaruhi perkembangan kecerdasan, dan ketrampilan fisik untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

Kebutuhan EMOSI-KASIH SAYANG : terutama dengan melindungi, menimbulkan rasa aman dan nyaman, memperhatikan dan menghargai anak, tidak mengutamakan hukuman dengan kemarahan tetapi lebih banyak memberikan contoh-contoh dengan penuh kasih sayang. Kebutuhan STIMULASI meliputi rangsangan yang terus menerus dengan berbagai cara untuk merangsang semua system sensorik dan motorik.

Ketiga kebutuhan pokok tersebut harus diberikan secara bersamaan sejak janin didalam kandungan karena akan saling berpengaruh. Bila kebutuhan biofisik tidak tercukupi, gizinya kurang, sering sakit, maka perkembangan otaknya tidak optimal. Bila kebutuhan emosi dan kasih sayang tidak tercukupi maka kecerdasan inter dan antar personal juga rendah. Bila stimulasi dalam interaksi sehari-hari kurang bervariasi maka perkembangan kecerdasan juga kurang bervariasi.

Apa itu STIMULASI DINI ? Apa manfaatnya ?

Stimulasi dini adalah rangsangan yang dilakukan sejak bayi baru lahir (bahkan sebaiknya sejak janin 6 bulan di dalam kandungan) dilakukan setiap hari, untuk merangsang semua sistem indera (pendengaran, penglihatan, perabaan, pembauan, pengecapan). Selain itu harus pula merangsang gerak kasar dan halus kaki, tangan dan jari-jari, mengajak berkomunikasi, serta merangsang perasaan yang menyenangkan dan pikiran bayi dan balita. Rangsangan yang dilakukan sejak lahir, terus menerus, bervariasi, dengan suasana bermain dan kasih sayang, akan memacu berbagai aspek kecerdasan anak (kecerdasan multipel) yaitu kecerdasan : logiko-matematik, emosi, komunikasi bahasa (lingusitik), kecerdasan musikal, gerak (kinestetik), visuo-spasial, senirupa dll.

Cara melakukan stimulasi dini

Stimulasi sebaiknya dilakukan setiap kali ada kesempatan berinteraksi dengan bayi/balita. misalnya ketika memandikan, mengganti popok, menyusui, menyuapi makanan, menggendong, mengajak berjalan-jalan, bermain, menonton TV, di dalam kendaraan, menjelang tidur.

Stimulasi untuk bayi 0 – 3 bulan dengan cara : mengusahakan rasa nyaman, aman dan menyenangkan, memeluk, menggendong, menatap mata bayi, mengajak tersenyum, berbicara, membunyikan berbagai suara atau musik bergantian, menggantung dan menggerakkan benda berwarna mencolok (lingkaran atau kotak-kotak hitam-putih), benda-benda berbunyi, mengulingkan bayi kekanan-kekiri, tengkurap-telentang, dirangsang untuk meraih dan memegang mainan

Umur 3 – 6 bulan ditambah dengan bermain ‘cilukba’, melihat wajah bayi dan pengasuh di cermin, dirangsang untuk tengkurap, telentang bolak-balik, duduk.

Umur 6 – 9 bulan ditambah dengan memanggil namanya, mengajak bersalaman, tepuk tangan, membacakan dongeng, merangsang duduk, dilatih berdiri berpegangan.

Umur 9 – 12 bulan ditambah dengan mengulang-ulang menyebutkan mama-papa, kakak, memasukkan mainan ke dalam wadah, minum dari gelas, menggelindingkan bola, dilatih berdiri, berjalan dengan berpegangan.

Umur 12 – 18 bulan ditambah dengan latihan mencoret-coret menggunakan pensil warna, menyusun kubus, balok-balok, potongan gambar sederhana (puzzle) memasukkan dan mengeluarkan benda-benda kecil dari wadahnya, bermain dengan boneka, sendok, piring, gelas, teko, sapu, lap. Latihlah berjalan tanpa berpegangan, berjalan mundur, memanjat tangga, menendang bola, melepas celana, mengerti dan melakukan perintah-perintah sederhana (mana bola, pegang ini, masukan itu, ambil itu), menyebutkan nama atau menunjukkan benda-benda.

Umur 18 – 24 bulan ditambah dengan menanyakan, menyebutkan dan menunjukkan bagian-bagian tubuh (mana mata ? hidung?, telinga?, mulut ? dll), menanyakan gambar atau menyebutkan nama binatang & benda-benda di sekitar rumah, mengajak bicara tentang kegiatan sehari-hari (makan, minum mandi, main, minta dll), latihan menggambar garis-garis, mencuci tangan, memakai celana - baju, bermain melempar bola, melompat.

Umur 2 – 3 tahun ditambah dengan mengenal dan menyebutkan warna, menggunakan kata sifat (besar-kecil, panas-dingin, tinggi-rendah, banyak-sedikit dll), menyebutkan nama-nama teman, menghitung benda-benda, memakai baju, menyikat gigi, bermain kartu, boneka, masak-masakan, menggambar garis, lingkaran, manusia, latihan berdiri di satu kaki, buang air kecil / besar di toilet.

Setelah umur 3 tahun selain mengembangkan kemampuan-kemampuan umur sebelumnya, stimulasi juga di arahkan untuk kesiapan bersekolah antara lain : memegang pensil dengan baik, menulis, mengenal huruf dan angka, berhitung sederhana, mengerti perintah sederhana (buang air kecil / besar di toilet), dan kemandirian (ditinggalkan di sekolah), berbagi dengan teman dll. Perangsangan dapat dilakukan di rumah (oleh pengasuh dan keluarga) namun dapat pula di Kelompok Bermain, Taman Kanak-Kanak atau sejenisnya.

Pentingnya suasana ketika stimulasi

Stimulasi dilakukan setiap ada kesempatan berinteraksi dengan bayi-balita, setiap hari, terus menerus, bervariasi, disesuaikan dengan umur perkembangan kemampuannya, dilakukan oleh keluarga (terutama ibu atau pengganti ibu).

Stimulasi harus dilakukan dalam suasana yang menyenangkan dan kegembiraan antara pengasuh dan bayi/balitanya. Jangan memberikan stimulasi dengan terburu-terburu, memaksakan kehendak pengasuh, tidak memperhatikan minat atau keinginan bayi/balita, atau bayi-balita sedang mengantuk, bosan atau ingin bermain yang lain. Pengasuh yang sering marah, bosan, sebal, maka tanpa disadari pengasuh justru memberikan rangsang emosional yang negatif. Karena pada prinsipnya semua ucapan, sikap dan perbuatan pengasuh adalah merupakan stimulasi yang direkam, diingat dan akan ditiru atau justru menimbulkan ketakutan bayi-balita.

Pentingnya pola pengasuhan yang demokratik (otoritatif)

Oleh karena itu interaksi antara pengasuh dan bayi atau balita harus dilakukan dalam suasana pola asuh yang demokratik (otoritatif). Yaitu pengasuh harus peka terhadap isyarat-isyarat bayi, artinya memperhatikan minat, keinginan atau pendapat anak, tidak memaksakan kehendak pengasuh, penuh kasih sayang, dan kegembiraan, menciptakan rasa aman dan nyaman, memberi contoh tanpa memaksa, mendorong keberanian untuk mencoba berkreasi, memberikan penghargaan atau pujian atas keberhasilan atau perilaku yang baik, memberikan koreksi bukan ancaman atau hukuman bila anak tidak dapat melakukan sesuatu atau ketika melakukan kesalahan.

Mengapa stimulasi dini bisa merangsang kecerdasan multipel ?

Sel-sel otak janin dibentuk sejak 3 – 4 bulan di dalam kandungan ibu, kemudian setelah lahir sampai umur 3 – 4 tahun jumlahnya bertambah dengan cepat mencapai milyaran sel, tetapi belum ada hubungan antar sel-sel tersebut. Mulai kehamilan 6 bulan, dibentuklah hubungan antar sel, sehingga membentuk rangkaian fungsi-fungsi. Kualitas dan kompleksitas rangkaian hubungan antar sel-sel otak ditentukan oleh stimulasi (rangsangan) yang dilakukan oleh lingkungan kepada bayi-balita tersebut.

Semakin bervariasi rangsangan yang diterima bayi-balita maka semakin kompleks hubungan antar sel-sel otak. Semakin sering dan teratur rangsangan yang diterima, maka semakin kuat maka hubungan antar sel-sel otak tersebut. Semakin kompleks dan kuat hubungan antar sel-sel otak, maka semakin tinggi dan bervariasi kecerdasan anak di kemudian hari, bila dikembangkan terus menerus, sehingga anak akan mempunyai banyak variasi kecerdasan (multiple inteligensia).

Bagaimana cara merangsang kecerdasan multipel ?

Untuk merangsang kecerdasan berbahasa verbal ajaklah bercakap-cakap, bacakan cerita berulang-ulang, rangsang untuk berbicara dan bercerita, menyanyikan lagu anak-anak dll.

Latih kecerdasan logika-matematik dengan mengelompokkan, menyusun, merangkai, menghitung mainan, bermain angka, halma, congklak, sempoa, catur, kartu, teka-teki, puzzle, monopoli, permainan komputer dll.

Kembangkan kecerdasan visual-spatial dengan mengamati gambar, foto, merangkai dan membongkar lego, menggunting, melipat, menggambar, halma, puzzle, rumah-rumahan, permainan komputer dll.

Melatih kecerdasan gerak tubuh dengan berdiri satu kaki, jongkok, membungkuk, berjalan di atas satu garis, berlari, melompat, melempar, menangkap, latihan senam, menari, olahraga permainan dll.

Merangsang kecerdasan musikal dengan mendengarkan musik, bernyanyi, memainkan alat musik, mengikuti irama dan nada.

Melatih kecerdasan emosi inter-personal dengan bermain bersama dengan anak yang lebih tua dan lebih muda, saling berbagi kue, mengalah, meminjamkan mainan, bekerjasama membuat sesuatu, permainan mengendalikan diri, mengenal berbagai suku, bangsa, budaya, agama melalui buku, TV dll.

Melatih kecerdasan emosi intra-personal dengan menceritakan perasaan, keinginan, cita-cita, pengalaman, berkhayal, mengarang ceritera dll.

Merangsang kecerdasan naturalis dengan menanam biji hingga tumbuh, memelihara tanaman dalam pot, memelihara binatang, berkebun, wisata di hutan, gunung, sungai, pantai, mengamati langit, awan, bulan, bintang dll.

Bila anak mempunyai potensi bawaan berbagai kecerdasan dan dirangsang terus menerus sejak kecil dengan cara yang menyenangkan dan jenis yang bervariasi maka anak kita akan mempunyai kecerdasan yang multipel.


Bagaimana cara mengembangkan kreativitas anak ?

Kreativitas dibutuhkan oleh manusia untuk menyelesaikan berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari. Kreativitas harus dikembangkan sejak dini. Banyak keluarga yang tidak menyadari bahwa sikap orangtua yang otoriter (diktator) terhadap anak akan mematikan bibit-bibit kreativitas anak, sehingga ketika menjadi dewasa hanya mempunyai kreativitas yang sangat terbatas.

Bagaimana peran orangtua utk mengembangkan kreativitas anak ?

Kreativitas anak akan berkembang jika orangtua selalu bersikap otoritatif (demokratik), yaitu : mau mendengarkan omongan anak, menghargai pendapat anak, mendorong anak untuk berani mengungkapkannya. Jangan memotong pembicaraan anak ketika ia ingin mengungkapkan pikirannya. Jangan memaksakan pada anak bahwa pendapat orangtua paling benar, atau melecehkan pendapat anak

Orangtua harus mendorong anak untuk berani mencoba mengemukakan pendapat, gagasan, melakukan sesuatu atau mengambil keputusan sendiri (asalkan tidak membahayakan atau merugikan oranglain atau diri sendiri). Jangan mengancam atau menghukum anak kalau pendapat atau perbuatannya dianggap salah oleh orangtua. Anak tidaklah salah, mereka umumnya belum tahu, dalam tahap belajar. Oleh karena itu tanyakan mengapa mereka berpendapat atau berbuat demikian, beri kesempatan untuk mengemukan alasan-alasan. Berikanlah contoh-contoh, ajaklah berpikir, jangan didikte atau dipaksa, biarkan mereka yang memperbaikinya dengan caranya sendiri. Dengan demikian tidak mematikan keberanian mereka untuk mengemukakan pikiran, gagasan, pendapat atau melakukan sesuatu.

Selain itu orangtua harus mendorong kemandirian anak dalam melakukan sesuatu, menghargai usaha-usaha yang telah dilakukannya, memberikan pujian untuk hasil yang telah dicapainya walau sekecil apapun. Cara-cara ini merupakan salah satu unsur penting pengembangan kreativitas anak.

Keluarga harus merangsang anak untuk tertarik mengamati dan mempertanyakan tentang berbagai benda atau kejadian disekeliling kita, yang mereka dengar, lihat, rasakan atau mereka pikirkan dalam kehidupan sehari-hari. Orangtua harus menjawab dengan cara menyediakan sarana yang semakin merangsang anak berpikir lebih dalam, misalnya dengan memberikan gambar-gambar, buku-buku. Jangan menolak, melarang atau menghentikan rasa ingin tahu anak, asalkan tidak membahayakan dirinya atau orang lain.

Orangtua harus memberi kesempatan anak untuk mengembangkan khayalan, merenung, berfikir dan mewujudkan gagasan anak dengan cara masing-masing. Biarkan mereka bermain, menggambar, membuat bentuk-bentuk atau warna-warna dengan cara yang tidak lazim, tidak logis, tidak realistis atau belum pernah ada. Biarkan mereka menggambar sepeda dengan roda segi empat, langit berwarna merah, daun berwarna biru. Jangan banyak melarang, mendikte, mencela, mengecam, atau membatasi anak. Berilah kebebasan, kesempatan, dorongan, penghargaan atau pujian untuk mencoba suatu gagasan, asalkan tidak membahayakan dirinya atau orang lain.

Semua hal-hal tersebut akan merangsang perkembangan fungsi otak kanan yang penting untuk kreativitas anak yaitu: berfikir divergen (meluas), intuitif (berdasarkan intuisi), abstrak, bebas, simultan.

Ringkasan

1. Jika menginginkan anak dengan kecerdasan multipel harus dilakukan perangsangan sejak bayi setiap hari pada semua sistem indera (pendengaran, penglihatan, perabaan, pembauan, pengecapan), dengan mengajak berbicara, bermain untuk merangsang perasaan dan pikiran, merangsang gerak kasar dan halus pada leher, tubuh, kaki, tangan dan jari-jari.

2. Cara melakukan stimulasi harus disesuaikan dengan umur dan tahapan tumbuh -kembang anak. Stimulasi dilakukan setiap kali ada kesempatan berinteraksi dengan bayi/balita, misalnya ketika memandikan, mengganti popok, menyusui, menyuapi makanan, menggendong, mengajak berjalan-jalan, bermain, menonton TV, di dalam kendaraan, menjelang tidur, atau kapanpun dan dimanapun ketika anda dapat berinteraksi dengan balita anda. Selanjutnya dapat ditambah melalui Kelompok Bermain, Taman Kanak-Kanak dan sejenisnya.

3. Stimulasi harus dilakukan dalam suasana yang menyenangkan, yaitu pola asuh yang otoritatif (demokratik). Artinya : pengasuh harus peka terhadap isyarat-isyarat bayi, memperhatikan minat, keinginan atau pendapat anak, tidak memaksakan kehendak pengasuh, penuh kasih sayang, dan kegembiraan, menciptakan rasa aman dan nyaman, memberi contoh tanpa memaksa, mendorong keberanian untuk mencoba berkreasi, memberikan penghargaan atau pujian atas keberhasilan atau perilaku yang baik, memberikan koreksi bukan ancaman atau hukuman bila anak tidak dapat melakukan sesuatu atau ketika melakukan kesalahan.
4. Pola asuh otoritatif penting untuk mengembangkan kreativitas anak.
Dengarkan omongan anak, dorong anak untuk berani mengucapkan pendapatnya, hargai pendapat anak, jangan memotong pembicaraan anak, jangan memaksakan pendapat orangtua atau melecehkan pendapat anak.
Rangsanglah anak untuk tertarik mengamati dan mempertanyakan tentang berbagai hal dilingkungannya, beri kebebasan dan dorongan untuk mengembangkan khayalan, merenung, berfikir, mencoba dan mewujudkan gagasan. Berikan pujian untuk hasil yang telah dicapainya walau sekecil apapun.
Jangan menghentikan rasa ingin tahu anak, jangan banyak mengancam atau menghukum, beri kesempatan untuk mencoba, asalkan tidak membahayakan dirinya atau orang lain.

Deteksi Dini dan Tatalaksana Disleksia pada Anak

Deteksi Dini dan Tatalaksana Disleksia pada Anak


Penulis: Rini Sekartini

Disleksia ditandai dengan adanya kesulitan membaca pada anak maupun dewasa yang seharusnya menunjukkan kemampuan dan motivasi untuk membaca secara fasih dan akurat. Disleksia merupakan salah satu masalah tersering yang terjadi pada anak dan dewasa. angka kejadian di dunia berkisar 5-17% pada anak usia sekolah. Disleksia adalah gangguan yang paling sering terjadi pada masalah belajar. Kurang lebih 80% penderita gangguan belajar mengalami disleksia.

Angka kejadian disleksia lebih tinggi pada anak laki-laki dibandingkan dengan perempuan yaitu berkisar 2:1 sampai 5:1. Ada juga yang mengatakan bahwa ternyata tidak terdapat perbedaan angka kejadian antara laki-laki dan perempuan.

Deteksi dini disleksia pada anak

Kesulitan membaca yang tidak diharapkan (kesulitan membaca pada seseorang yang tidak sesuai dengan kemampuan kognitif orang tersebut atau tidak sesuai dengan usia, tingkat kepandaian dan tingkat pendidikan), selain itu terdapat masalah yang berhubungan dengan proses fonologik.

Pada anak usia prasekolah, adanya riwayat keterlambatan berbahasa atau tidak tampaknya bunyi dari suatu kata (kesulitan bermain kata-kata yang berirama, kebingungan dalam menghadapi kata-kata yang mirip, kesulitan belajar mengenal huruf) disertai dengan adanya riwayat keluarga yang menderita disleksia, menunjukkan faktor risiko yang bermakna untuk menderita disleksia.

Pada anak usia sekolah biasanya keluhan berupa kurangnya tampilan di sekolah tetapi sering orangtua dan guru tidak menyadari bahwa anak tersebut mengalami kesulitan membaca. Biasanya anak akan terlihat terlambat berbicara, tidak belajar huruf di taman kanak-kanak dan tidak belajar membaca pada sekolah dasar. Anak tersebut akan makin tertinggal dalam hal pelajaran sedangkan guru dan orangtua biasanya makin heran mengapa anak dengan tingkat kepandaian yang baik mengalami kesulitan membaca.

Walaupun anak telah diajarkan secara khusus, biasanya anak tersebut akan dapat membaca tetapi lebih lambat. Anak tidak akan fasih membaca dan tidak dapat mengenali huruf secara tepat. Disgrafia biasanya menyertai disleksia. Selain itu penderita disleksia akan mengalami gangguan kepercayaan diri.

Penilaian membaca

Membaca dinilai berdasarkan analisis, kefasihan dan pemahaman. Tes yang dapat digunakan untuk menilai fonologi anak adalah Comprehensive Test of Phonological (CTOPP). Tes ini mencakup kepekaan fonologik, analisa fonologik dan menghapal. Tes ini telah distandarisasi di Amerika Serikat untuk anak usia 5 tahun sampai dewasa.

Pada anak usia sekolah salah satu tes yang penting adalah menilai apakah anak tersebut dapat menganalisis kata. Tes yang digunakan adalah Woodcock-Johnson III dan Woodcock Reading Mastery Test. Kefasihan berbicara dinilai dengan Gary Oral Reading Test. Untuk menilai kecepatan membaca suatu kata digunakan Test of World Reading Efficiency (TOWRE).

Sebagai uji tapis bagi para dokter, disarankan untuk mendengarkan dengan seksama saat anak membaca yang sesuai dengan usianya.

Pemeriksaan fisis dan pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan fisis memiliki peran yang sangat terbatas dalam mendiagnosis disleksia. Gangguan sensori primer harus disingkirkan. Pemeriksaan neurologik pada penderita disleksia biasanya normal.

Pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan radiologis, elektroensefalografi dan analisis kromosom hanya dilakukan jika terdapat indikasi klinis. Pada kasus tertentu, pemeriksaan genetik harus dilakukan jika terdapat indikasi klinis. Pada kasus tertentu, pemeriksaan genetik harus dilakukan mengingat terdapat kelainan genetik seperti sindrom Klinefelter yang berhubungan dengan kesulitan bahasa dan mambaca.

Tatalaksana

Tatalaksana disleksia diarahkan pada kehidupan penderita. Pada anak yang masih kecil tatalaksana diarahkan pada perbaikan. Setelah anak semakin besar maka tatalaksana diarahkan pada proses adaptasi.

Program intervensi yang diberikan merupakan faktor-faktor penting dalam membaca yaitu mengajarkan anak untuk memanipulasi fonem dengan huruf, memfokuskan instruksi pada satu atau dua jenis manipulasi fonem, pola pengajaran dalam kelompok kecil, dan instruksi yang sistematis dan eksplisit. Intervensi yang efektif akan mengajarkan anak untuk mengerti bagaimana huruf berhubungan dengan suara dari huruf tersebut serta pola mengeja.

Kefasihan ditunjukkan dengan kemampuan membaca secara oral dengan kecepatan yang cukup, akurat dan ekspresi yang tepat. Kefasihan sangat penting karena membutuhkan pengenalan kata yang ototmatis. Meskipun kefasihan merupakan hal yang sangat penting dalam tatalaksana tetapi sering hal ini dilupakan. Cara yang paling efektif untuk mengasah kefasihan adalah dengan mengulang membaca secara oral dengan bimbingan, hal ini dapat dilakukan dengan bimbingan guru, orang dewasa atau teman sebaya dengan pemberian umpan balik sesudahnya. Umpan balik merupakan hal yang penting dan tidak boleh dilupakan.

Tatalaksana disleksia pada anak usia SMP-SMA serta perguruan tinggi lebih ditujukan pada adaptasi dan penerimaan. Pada anak usia ini biasanya penderita tidak menunjukkan kelainan dalam pengenalan kata tetapi akan mengalami kesulitan dalam membaca sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama. Pada penderita tambahan dalam membaca dan mengerti hal yang dibaca. Selain itu dapat dipergunakan alat bantu tambahan seperti laptop yang dilengkapi program untuk memperbaiki ejaan, penggunaan alat perekam, bantuan tutor serta penggunaan kelas terpisah yang tidak ramai saat hujan. Sangat penting untuk ditekankan bahwa disleksia tidak berhubungan dengan tingkat kepandaian.

Orangtua sangat sering menanyakan mengenai tatalaksana disleksia, tetapi perlu ditekankan bahwa sangat sedikit data mengenai tatalaksana disleksia. Selain itu tatalaksana bukan merupakan terapi sesaat tetapi lebih kepada terapi yang berkesinambungan.

Mempersiapkan Anak Masuk Sekolah

Tahun Ajaran Baru Membuat Orang Tua Sibuk

Tahun ajaran baru selalu membuat orang tua menjadi sibuk. Selain mencari sekolah yang dianggap baik, juga biaya yang semakin mahal dan anak juga harus disiapkan kemampuannya bahkan sampai ada Taman Kanak-kanak (TK) yang melakukan tes masuk untuk calon murid-murinya. Sebagian orang tua menganggap hal tersebut merupakan aturan yang berlebihan, sebagian menganggap biasa bahkan tidak jarang pada anak play group diberikan tugas di rumah (PR) agar kelak siap masuk taman kanak-kanak.

Sebetulnya apa yang dimaksud anak sudah siap sekolah tersebut? Jika orang tua mengetahui kemampuan apa yang harus dimiliki anak sebelum masuk sekolah tentunya hal tersebut akan mem- bantu setiap orang tua untuk mempersiapkan dan dapat mengamati sendiri anaknya apakah sudah siap untuk sekolah.

Pada saat anak mulai memasuki bangku sekolah dengan keadaan siap untuk belajar, mereka lebih mudah untuk berhasil mengikuti pelajaran di sekolah. Di Amerika, guru-guru TK melaporkan sedikitnya setengah anak didiknya mempunyai masalah pada saat memulai pendidikan, termasuk didalamnya kesulitan mengikuti perintah, rendahnya kemampuan akademik dan atau kesulitan ber aktivitas secara mandiri.

Masa sebelum masuk sekolah merupakan periode sampai usia 5 tahun (Balita). Mereka merupakan generasi penerus bangsa yang perlu perhatian, karena awal kehidupan merupakan masa yang sangat peka terhadap lingkungan. Berbeda dengan otak orang dewasa, otak balita lebih plastis. Plastisitas otak ini mempunyai sisi positif dan negatif. Sisi positifnya, berarti otak balita lebih terbuka untuk belajar dan diperkaya. Sedangkan sisi negatifnya adalah otak balita lebih peka terhadap lingkungan, terutama lingkungan yang tidak mendukung termasuk kemiskinan dan stimulasi yang kurang. Sehingga masa ini disebut juga sebagai "masa keemasan" (golden period), atau "jendela kesempatan" (window of opportunity) atau "masa kritis" (critical period). Berhubung masa ini tidak berlangsung lama, maka anak harus mendapat perhatian yang serius pada awal kehidupannya, yaitu: gizi yang baik, stimulasi yang memadai, mengeliminasi faktor-faktor lingkungan yang dapat mengganggu tumbuh kembang anak, juga deteksi dini terhadap penyimpangan tumbuh kembang.

BATASAN KESIAPAN BERSEKOLAH

Secara konvensional batasan Kesiapan Bersekolah dipandang sempit hanya terbatas pada masalah kesiapan akademik yang terstruktur. Namun demikian berdasarkan penelitian pada perkembangan anak dan edukasi dini, batasan dari kesiapan bersekolah ternyata lebih luas, di dalamnya tercakup kesiapan fisik, sosial dan emosional, termasuk kesiapan secara kognitif.

Terdapat 3 komponen utama untuk kesiapan bersekolah yaitu kesiapan anak, kesiapan sekolah dan kerangka investasi masyarakat.

I. Kesiapan anak

Terdapat 5 aspek utama: dalam kesiapan anak

1. Kesehatan fisik dan perkembangan motorik:
Aspek ini meliputi status kesehatan, pertumbuhan dan kemampuan fisik. Termasuk juga didalamnya kemampuan fisik seperti kemampuan menggunakan otot-otot kecil/ motorik halus dan kemampuan menggunakan otot-otot besar/
motorik kasar, hal ini juga terkait pada kondisi selama dan setelah kelahiran.
2. Perkembangan sosial dan emosional:
Perkembangan sosial merujuk pada kemampuan anak untuk berinteraksi secara sosial. Kemampuan adaptasi yang positif terhadap lingkungan sekolah membutuhkan kemampuan sosial untuk saling pengertian dan bekerja sama. Perkembangan emosionat termasuk di dalamnya kemampuan persepsi terhadap dirinya, kemampuan memahami emosi orang lain dan kemampuan untuk mengerti serta mampu mengekspresikan perasaannya.
3. Pendekatan pembelajaran:
Aspek ini merujuk pada kecenderungan
menggunakan keahlian, pengetahuan dan kemampuan. Komponen kuncinya termasuk antusiasme, keingintahuan dan kemampuan menyelesaikan tugas, seperti pola temperamen dan nilai kultural.
4. Perkembangan bahasa
Aspek ini meliputi bahasa verbal dan kemampuan membaca. Bahasa verbal meliputi kemampuan mendengar, berbicara dan perbendaharaan kata. Kemampuan membaca termasuk membaca tulisan, pengertian tehadap suatu cerita dan proses menulis.
5. Kognisi dan pengetahuan umum
Aspek ini meliputi kemampuan untuk mengetahui sifat dan benda tertentu dan kemampuan yang didapat dengan mengamati objek, peristiwa atau orang mengenai kesamaan, perbedaan dan hubungannya. Termasuk juga pengetahuan tentang konsep perhitungan.

2. Kesiapan sekolah

Kriteria sekolah yang slap mendukung pembelajaran dan perkembangan anak merupakan sekolah yang mempunyai ciri-ciri:
terdapatnya masa transisi antara lingkungan rumah ke lingkungan sekolah.

* berusaha mempertahankan kontinuitas antara asuhan awal, program pendidikan yang diterapkan dan pendidikan sekolah dasar.
* menolong anak untuk belajar dan dapat mengerti kompleksitas dunia yang dihadapinya.
* memiliki kepedulian terhadap keberhasilan yang dicapai oleh setiap anak didik.
* memperkenalkan dan mengembangkan pendekatan-pendekatan yang telah terbukti berhasil meningkatkan keberhasilan proses belajar.

3. Kerangka investasi masyarakat pada kesiapan bersekolah
Kesiapan bersekolah dari sudut pandang komunitas pada hakekatnya adalah bentuk investasi masyarakat dalam membentuk kualitas masyarakat yang tinggi dikemudian hari. Faktor dukungan keluarga, pola asuh, pendidikan dan faktor lingkungan Iainnya ternyata memberikan pengaruh kuat yang dapat membantu perkembangan anak.

PENILAIAN KESIAPAN BERSEKOLAH

1. Tes Psikologis

Tes psikologis biasanya dilakukan oleh psikolog. Hasil tes ini dapat memberikan informasi bahwa ada sesuatu masalah yang spesifik pada anak, untuk selanjutnya mereka akan mendapatkan intervensi dini dan setelah itu dilakukan evaluasi apakah ada manfaatnya bagi anak tersebut, atau harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

2. Ceklist Kesiapan Bersekolah

Merupakan alat yang sederhana dan memungkinkan penggunaan secara luas. Orang tua dapat mengetahui secana umum kemampuan anak
sebagal prasyarat masuk TK atau sekolah dasar

Taman Kanak-kanak

* Mengetahui warna dasar
* Mengenal beberapa huruf besar
* Mengenal angka 1-10
* Menulis nama pertama dengan jelas
* Menggambar meniru bentuk
* Dapat menghitung benda satu demi satu
* Bermain secara kooperatif

Sekolah Dasar

* Mengetahui alamat dan tanggal lahir
* Mengenal semua huruf (huruf besar dan kecil)
* Mengenal suara yang dibentuk oleh suatu kata
* Membaca beberapa kata sederhana
* Mengerti konsep "lebih banyak" dan "lebih sedikit"
* Dapat bekerjasama dalam menyelesaikan tugas dengan anak lain
* Mengerti humor

PENUTUP

Pada lima tahun pentama kehidupan, anak mengalami penkembangan yang pesat pada semua bidang perkembangan. Misalnya perkembangan bahasa, kemampuan kognitif, kemampuan mengendalikan emosi, stres dan kemampuan bekerjasama dengan teman sebayanya. Tercapainya kemampuan perkembangan ini sangat erat kamtannya dengan stimulasi/latihan yang didapat, sedangkan sebagian besar waktu anak bensama keluarga khususnya ibu. Maka sudah sewajarnya seluruh anggota keluarga turut terlibat memberikan Iingkungan yang balk khususnya dalam memberikan nutnisi dan stimulasi sehingga anak balita dapat tumbuh kembang secara optimal.

Semua yang sudah dibicarakan di atas tersebut masih harus kita tambahkan bentuk kegiatan untuk mengenal dengan baik nilai-nilai moral yang ada dalam agama Islam.

Penulis: Eddy Fadlyana
Sub Bagian Tumbuh Kembang/ Pediatni Sosial FKUP/RSHS, Bandung

ASI Eksklusif pada Ibu yang Bekerja

Penulis: Ida Mardiati

Semua Nutrisi Penting, Antibodi, Kasih Sayang Perlu untuk tumbuh Kembang Bayi

Menyusui merupakan salah satu pengalaman paling indah yang dialami ibu dan bayi. Sayangnya tidak semua ibu menyadari akan pentingnya menyusui bayinya. Air Susu Ibu (ASI) diciptakan oleh Tuhan dengan segala kelebihannya. ASI mengandung semua nutrisi penting yang diperlukan bayi untuk tumbuh kembangnya, disamping itu juga mengandung antibodi yang akan membantu bayi membangun sistem kekebalan tubuh dalam masa pertumbuhannya. Menyusui juga dapat menciptakan ikatan psikologis dan kasih sayang yang kuat antara ibu dan bayi

Begitu pentingnya manfaat ASI bagi bayi maka para ahli menyarankan agar ibu menyusui bayinya selama 6 bulan sejak kelahiran yang dikenal dengan istilah Asi Eksklusif. Dalam era globalisasi banyak ibu yang bekerja, keadaan ini sering menjadi kendala bagi ibu untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. sehingga pemberian ASI Eksklusif mungkin tidak tercapai. Agar ibu yang bekarja juga dapat memberikan ASI eksklusif kepada bayinya perlu pengetahuan dan cara pemberian ASI yang benar.

Mengapa harus ASI?

ASI diberikan kepada bayi karena banyak manfaat dan kelebihannya, antara lain: Menurunkan risiko terjadinya penyakit infeksi, misalnya infeksi pada saluran pencernaan (diare), infeksi pada saluran pernafasan, dan infeksi pada telinga. Menurunkan dan mencegah terjadinya penyakit non infeksi, misalnya penyakit alergi, obesitas, kurang gizi, asma, dan eksim. Selain itu dapat meningkatkan IQ dan EQ anak.

Apakah ASI Eksklusif itu?

Yang dimaksud dengan ASI Eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim. Setelah 6 bulan baru mulai diberikan makanan pendamping ASI (MPASI). ASI dapat diberikan sampai anak berusia 2 tahun atau lebih.

Apakah kandungan ASI?

ASI mempunyai kandungan yang sangat bervariasi yang dipengaruhi oleh diet utama ibu selama kehamilan, tingkat nutrisi ibu, dan saat diberikannya ASI kepada bayi. ASI yang dikeluarkan pada 7 hari pertama setelah bayi lahir disebut KOLOSTRUM. Kolostrum sangat baik diberikan pada bayi baru lahir karena mengandung banyak antibodi dan sel darah putih, serta vitamin A yang diperlukan bayi karena dapat memberikan perlindungan terhadap infeksi dan alergi.

Apakah keuntungan menyusui?

Menyusui memberikan beberapa keuntungan bagi bayi. Sebagai makanan bayi yang paling sempurna, ASI mudah dicerna dan diserap karena mengandung enzim pencernaan, dapat mencegah terjadinya penyakit infeksi karena mengandung zat penangkal penyakit antara lain immunoglobulin, praktis dan mudah memberikannya, serta murah dan bersih. Selain itu ASI mengandung rangkaian asam lemak tak jenuh yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan otak. ASI selalu berada dalam suhu yang tepat, tidak menyebabkan alergi, dapat mencegah kerusakan gigi, mengoptimalkan perkembangan bayi, dan meningkatkan hubungan ibu dan bayi

Bagi Ibu, menyusui juga memberikan beberapa keuntungan, yaitu dapat mencegah perdarahan setelah persalinan, mempercepat mengecilnya rahim, menunda masa subur, mengurangi anemia, mencegah kanker ovarium dan kanker payudara, serta sebagai metoda keluarga berencana sementara.

Dari sudut psikologis, kegiatan menyusui akan membantu ibu dan bayi membentuk tali kasih. Kontak akan terjalin setelah persalinan pada saat ibu menyusui bayinya untuk pertama kali. Keadaan ini akan menumbuhkan ikatan psikologis antara ibu dan bayinya. Proses ini disebut perlekatan (Bonding). Bayi jarang menangis atau rewel dan akan tumbuh lebih cepat jika ia tetap berada dekat ibunya serta disusui secepat mungkin setelah persalinan. Ibu-ibu yang menyusui akan merawat bayi mereka dengan penuh kasih sayang. Memberi ASI dapat membantu pertumbuhan dan kecerdasan bayi.

Bagaimana agar ibu bekerja juga dapat memberikan ASI Eksklusif?

Bagi ibu yang bekerja menyusui tidak perlu dihentikan. Ibu bekerja tetap harus memberi ASI kepada bayinya karena banyak keuntungannya. Jika memungkinkan bayi dapat dibawa ketempat ibu bekerja. Namun hal ini akan sulit dilaksanakan apabila di tempat bekerja atau di sekitar tempat bekerja tidak tersedia sarana penitipan bayi atau pojok laktasi. Bila tempat bekerja dekat dengan rumah, ibu dapat pulang untuk menyusui bayinya pada waktu istirahat atau minta bantuan seseorang untuk membawa bayinya ketempat bekerja.

Walaupun ibu bekerja dan tempat bekerja jauh dari rumah, ibu tetap dapat memberikan ASI kepada bayinya. Berikan ASI secara eksklusif dan sesering mungkin selama ibu cuti melahirkan. Jangan memberikan makanan lain sebelum bayi benar benar sudah membutuhkannya. Jangan memberi ASI melalui botol, berikan melalui cangkir atau sendok yang mulai dilatih 1 minggu sebelum ibu mulai bekerja.

Ibu sudah harus belajar cara memerah ASI segera setelah bayi lahir. Sebelum pergi bekerja ASI dikeluarkan dan dititipkan pada pengasuh bayi untuk diberikan kepada bayi. Sediakan waktu yang cukup dan suasana yang tenang agar ibu dapat dengan santai mengeluarkan ASI. ASI dikeluarkan sebanyak mungkin dan ditampung di cangkir atau gelas yang bersih. Walaupun jumlah ASI hanya sedikit tetap sangat berguna bagi bayi. Tinggalkan sekitar ½ cangkir penuh (100 ml) untuk sekali minum bayi saat ibu keluar rumah. Tutup cangkir yang berisi ASI dengan kain bersih, simpan di tempat yang paling sejuk dirumah, di lemari es, atau ditempat yang aman, agak gelap dan bersih. ASI jangan dimasak atau dipanaskan, karena panas akan merusak bahanbahan anti infeksi yang terkandung dalam ASI. Setelah ASI diperah bayi tetap disusui untuk mendapatkan ASI akhir (hindmilk), karena pengisapan oleh bayi akan lebih baik daripada pengeluaran ASI dengan cara diperah. Di tempat bekerja, ibu dapat memerah ASI 2-3 kali (setiap 3 jam). Pengeluaran ASI dapat membuat ibu merasa nyaman dan mengurangi ASI menetes. Simpan ASI di lemaari es dan dibawa pulang dengan termos es saat ibu selesai bekerja. Kegiatan menyusui dapat dilanjutkan pada malam hari, pagi hari sebelum berangkat, dan waktu luang ibu. Keadaan ini akan membantu produksi ASI tetap tinggi.

Berapa lama ASI dapat disimpan?

Di dalam ruangan dengan suhu 27-32 °C kolostrum dapat disimpan selama 12 jam, sedangkan ASI pada suhu 19-25 °C dapat tahan selama 4-8 jam. Bila ASI disimpan di dalam lemari es pada suhu 0-4 °C akan tahan selama 1-2 hari. Penyimpanan di dalam lemari pembeku (freezer) di dalam lemari es 1 pintu ASI tahan selama 2 bulan, sedangkan dalam freezer di lemari es 2 pintu (pintu freezer terpisah) tahan selama 3-4 bulan. Tempat menyimpan ASI sebaiknya dari plastik polietylen, atau gelas kaca.

Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa pemberian ASI Eksklusif pada bayi sangat bermanfaat karena ASI mengandung banyak zat gizi dan antibodi yang sangat diperlukan untuk tumbuh dan kembang bayi. Banyak keuntungan memberikan ASI bagi ibu dan bayinya, antara lain dengan menyusui akan membantu ibu dan bayi membentuk ikatan tali kasih yang kuat. Bekerja bukan merupakan suatu alasan atau kendala bagi ibu untuk tidak memberikan ASI Eksklusif, karena ada beberapa cara memberikan dan menyimpan ASI selama ibu bekerja.

Daftar Bacaan

1. Suradi R. Menempatkan kembali peran ASI dalam pembinaan Tumbuh Kembang bayi dan anak: Manfaat, kendala, serta usaha pencapaiannya. Pidato pada pengukuhan sebagai Guru Besar tetap Ilmu Kesehatan Anak FKUI. Jakarta, 8 Mei 2004.
2. Evans GD, Danda CE. Emotional and Physical Preparation for Breast feeding. University of Florida. IFAS Extension. p.1-5.
3. World Health Organization, UNICEF. Buku pelatihan Konselor Laktasi. 2002.h.1-167.
4. Sidi IPS, Suradi R, Masoara S, Boedihardjo SD, Marnoto W. Bahan bacaan manajemen laktasi. Cetakan ke-2. Jakarta: Perkumpulan Perinatologi Indonesia, 2004.
5. MacDonald A. Is breast best? Is early solid feeding harmful? JRSH 2003:123 (3): 169-174.

Dr. Ida Mardiati, Sp.A
Departemen Ilmu Kesehatan Anak
RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta